Cerita Wakapolri yang Punya Ilmu Kebal Peluru, Padahal...
RIAU24.COM - Kisah tak biasa sekaligus nyeleneh pernah dialaim Komjen (Purn) Jusuf Manggabarani.
Pria kelahiran Gowa, Makassar, Sulawesi Selatan pada 11 Februari 1953 ini disebut-sebut pernah dianggap mengoleksi aneka ragam ilmu kebal peluru dikutip dari okezone.com.
Padahal, mantan wakapolri ini sama sekali tak memiliki ilmu seperti itu. Semua bermula ketika dirinya dan anak buahnya dipercaya untuk menyelesaikan konflik di Palopo, Sulawesi Selatan.
Saat itu, mereka harus menghadapi Sukri yang dikenal sebagai orang yang berkuasa di daerah itu selama 16 tahun.
Tidak ada polisi yang mau menerima tantangan Sukri untuk baku tembak dari jarak dekat. Lantaran tak ada jalan lain, Jusuf kemudian menerima tantangan tersebut saat berpangkat Komisaris Besar (Kombes).
Setelah menerima tawaran tersebut, Jusuf langsung pergi ke Jalan Raya Mangkutana untuk bertarung melawan Sukri yang sudah menunggu. Sukri menggunakan senjata rakitan Pa’Poro, yang cukup terkenal di wilayahnya.
Sebelum pertarungan dimulai, Sukri dan Jusuf membuat perjanjian yakni jika Sukri kalah, maka Jusuf berhak untuk menembak ke arah Sukri. Pertarungan ini dimulai dengan Sukri yang menembakkan peluru ke arah Jusuf, namun peluru tersebut hanya berguguran di depan Jusuf.
Semakin banyak peluru yang dikeluarkan, maka semakin banyak pula peluru yang berjatuhan di hadapan Jusuf. Hal tersebut membuat Sukri heran dan ketakutan. Lalu Jusuf membalas tembakan Sukri dengan mengarahkan senjata ke lengan Sukri.
Bidikan Jusuf membuat Sukri tidak berdaya hingga pertarungan pun berakhir, seiring Sukri yang langsung dibawa ke rumah sakit oleh anak buah Jusuf.
Setelah pertarungan tersebut dan sesuai komitmen yang telah disepakati, komplotan Sukri menyerah sebagai beking preman di kawasan perkebunan kakao karena telah kalah dalam pertarungan tersebut.
Semenjak kejadian tersebut, cerita tentang Jusuf yang kebal senjata menyebar. Namun Jusuf hanya menjawab bahwa dia tidak memiliki ilmu kebal apa pun. Menurut Jusuf, dia hanya menggunakan ilmu taksir senapan.
Jika jarak seseorang dengan senapan berkisar 60 meter, maka pandangan sang penembak akan kurang jelas. Karena itu, Jusuf menyuruh Sukri untuk berdiri sejauh 60 meter darinya, sehingga dirinya tetap aman. Tak hanya itu, senjata rakitan milik Sukri juga hanya memiliki jarak tembak efektif 40 meter.