Studi: Inilah 6 Negara yang Menyumbang Sampah Plastik Terbesar di Samudra Pasifik, Apakah Ada Indonesia?
RIAU24.COM - Penelitian baru mengungkapkan bahwa lebih dari 90% sampah plastik yang terapung di Samudra Pasifik berasal hanya dari enam negara.
Penelitian tersebut menetapkan bahwa sebagian besar tambalan sampah berasal dari penangkapan ikan yang berlebihan di dua negara, yaitu Jepang dan Cina.
Setelah analisis dan pengambilan sampel yang tepat, tim peneliti dengan proyek Pembersihan Laut dan Universitas Wageningen menerbitkan laporan mereka pada Kamis (1 September) di jurnal Scientific Reports.
Makalah tersebut menyebutkan bahwa pilin samudera subtropis di Samudra Pasifik Utara saat ini ditutupi oleh puluhan ribu ton sampah plastik yang mengambang.
Puing-puing itu rupanya tersebar di jutaan kilometer persegi. Zona akumulasi disebut sebagai North Pacific Garbage Patch (NPGP).
Sebelumnya, para ahli telah mencatat bagaimana tumpukan sampah secara bertahap menjadi tanda bagaimana lautan global terkena dampak karena penggunaan plastik dan pembuangannya dalam skala besar.
Studi tersebut mencatat bahwa sebagian besar sampah terdiri dari jaring ikan dan tali. Sedangkan sisanya sebagian besar terdiri dari benda-benda plastik keras dan pecahan.
Ada kalanya plastik membawa bukti yang dapat diidentifikasi asalnya, yang membantu para ahli untuk mengetahui negara dari mana plastik itu berasal.
Dalam penelitian baru, para ilmuwan menganalisis sekitar 573 kilogram puing-puing plastik keras kering yang dikumpulkan dengan bantuan dari organisasi The Ocean Cleanup pada 2019.
Selama analisis, mereka menemukan bahwa lebih dari seperempat fragmen berasal dari alat tangkap yang terbengkalai, hilang atau dibuang (dikenal sebagai ALDFG).
Para peneliti mampu mengetahui negara asal 232 benda.
Sesuai penelitian, persentase terbesar adalah dari Jepang sebesar 33,6%. China berada di urutan berikutnya dengan 32,3%, Korea Selatan pada 9,9%, Amerika Serikat pada 6,5%, Taiwan pada 5,6% dan Kanada pada 4,7%.
Berdasarkan perhitungan peneliti, sampah di NPGP 10 kali lebih besar kemungkinannya berasal dari kegiatan penangkapan ikan.
"Sumber laut seperti input dari perikanan umumnya dikaitkan dengan sekitar setengah juta ton sampah plastik per tahun, tetapi perkiraan ini yang telah berulang kali dikutip selama bertahun-tahun, disalahartikan dari studi awal yang dimulai pada 1970-an, " tulis para penulis dalam makalah tersebut.
(***)