Pergerakan PKB Lirik Nasdem, Pengamat: Manuver yang Realistis
RIAU24.COM - Menanggapi pergerakan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) membuka komunikasi dengan Partai Nasional Demokrat (Nasdem) dinilai realistis oleh pengamat.
Sebelumnya, dikabarkan Jazilul Fawaid selaku Wakil Ketua Umum bidang Pemenangan Pemilu DPP PKB telah memulai suatu manuver dengan membuka komunikasi dengan NasDem.
Penilaian realistis tersebut disampaikan oleh Ali Rif’an selaku Pengamat Politik. Ali mengatakan penilaian tersebut juga dapat dilihat dimana hingga saat ini Koalisi PKB dan Gerindra belum juga menyepakati pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang akan diusung dalam Pemilu 2024.
"Ya, manuver PKB pilihan yang realistis. Koalisi Gerindra-PKB kan hingga saat ini belum ada kejelasan kapan capres-cawapres akan diumumukan," ujar Ali pada Senin (26/11/2022) dikutip sindonews.com.
Ali yang juga sebagai direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia mengatakan koalisi Partai Nasdem dan PKB bisa jadi menarik karena dua partai itu sudah mencukupi ambang batas pencalonan presiden-wakil presiden.
"NasDem-PKB ini menarik, keduanya sudah cukup untuk presidential treshold. Gabungan dua partai itu kan kursinya sudah mencapai 20 persen," katanya.
Kemudian, Ali menilai Prabowo harusnya segera mengikat Cak Imin jadi cawapres 2024. Pasalnya, peluang Cak Imin berlabuh ke barisan Koalisi Perubahan dan mendampingi Anies Baswesan sangat besar.
"Menurut saya, Prabowo harus segera mengingkat Cak Imin jadi cawapres 2024. Karena secara elektoral, Cak Imin dan PKB ini strategis. Apalagi Anies sejauh ini sangat lemah di Jawa Timur dan Jawa Tengah, sehingga Cak Imin dan PKB bisa melengkapi kekurangan Anies," tambahnya.
Ia juga mengungkapkan, ada penurunan tren elektabilitas Prabowo dalam beberapa bulan terakhir. Penurunan itu, menurut Ali, karena Prabowo cenderung pasif, alias tidak melakukan kerja-kerja politik.
"Jika kita amati, Prabowo hingga saat ini masif pasif, ini yang menyebabkan PKB mungkin ragu. Apalagi kan survei terakhir, elektabilitas Prabowo sudah disalip Anies," pungkasnya.
Hal ini berbeda misalnya dengan kompetitornya seperti Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan yang terus secara masif-agresif melakukan safari politik.
(***)