Mengenal Operasi Vaginoplasty yang Baru Saja Dilakukan Baribe Kumalasari
RIAU24.COM - Barbie Kumalasari mengaku baru saja melakukan Vaginoplasty, sebuah prosedur bedah untuk mengencangkan, merekonstruksi dan mengembalikan tampilan asli Miss V.
Menurut Barbie, tindakan operasi tersebut ia jalani untuk membuat Miss V miliknya menjadi versi sempurna dari dirinya.
“Karena dijahitnya ini lah, sempurna lah pokoknya, dikecilin seperti itu," kata Barbie Kumalasari dilansir dari health.okezone.com.
Lebih lanjut Barbie menerangkan, operasi vaginoplasty yang ia jalani kala itu sampai memakan waktu hingga 90 menit. Pasca operasi pun, ia harus menunggu waktu penyembuhan sampai 40 hari.
“Penyembuhannya kemarin 40 hari, operasinya durasinya satu setengah jam dan itu bius lokal, ” sambungnya.
Untuk proses Vaginoplasty yang dilakukan di salah satu klinkik di Jakarta tersebut, Barbie mengaku harus merogoh kocek yang cukup dalam. Karena, biayanya hampir menembus Rp100 juta.
Masyarakat awam mungkin masih belum terlalu familiar dengan vaginoplasty, secara medis ini adalah suatu prosedur untuk merekonstruksi (membuat) atau atau memperbaiki vagina.
Tak sekedar untuk tujuan estetika seperti yang dilakukan Barbie, vaginoplasty juga bertujuan untuk mengobati berbagai masalah medis. Contohnya mulai dari cedera vagina akibat persalinan dan komplikasi penyakit dasar di area panggul, dilansir dari Cleveland Clinic, Kamis (9/2).
Tak hanya itu, operasi vaginoplasty ini jugalah yang dilakukan untuk membuat vagina transgender pada oranng-orang yang memilih untuk menjadi transgender dalam hal ini perempuan.
Lantas siapa saja sih, atau kategori orang seperti apa yang membutuhkan prosedur vaginoplasty? Secara medis, disebutkan ada lima tipe individu yang membutuhkan vaginoplasty ini.
Pertama yakni orang yang membutuhkan perbaikan akibat cacat lahir atau trauma dengan tujuan untuk meningkatkan fungsi seksual. Selanjutnya, wanita yang membutuhkan rekonstruksi vagina pasca menjalani radiasi atau eksisi vagina sebagai pengobatan penyakin kanker atau kondisi kesehatan lainnya.
Berikutnya, yaitu orang transgender yang menjalani operasi afirmasi gender. Terakhir, wanita yang terlahir dengan kelainan bawaan (masalah yang ada sejak lahir) dan kelainan bawaan ini memengaruhi perkembangan vagina.