RIAU24.COM - Wilayah Kurdistan yang otonom di Irak menampung kamp-kamp dan pangkalan belakang yang dioperasikan oleh beberapa faksi Kurdi Iran, yang dituduh Iran melayani kepentingan Barat atau Israel di masa lalu.

Iran meluncurkan serangan rudal dan drone lintas batas terhadap kelompok Kurdi pada November. Mereka menuduh mereka memicu protes nasional setelah kematian wanita Kurdi-Iran Mahsa Amini.

“Ali Shamkhani, yang mengepalai Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, menandatangani kesepakatan itu dengan mitranya dari Irak Qassem al-Araji selama kunjungan ke Baghdad,” kata pernyataan itu.

“Ini terdiri dari koordinasi atas perlindungan perbatasan bersama dan juga akan melihat penguatan kerja sama di beberapa bidang keamanan", tambah pernyataan dari kantor Perdana Menteri Mohammed Shia al-Sudani.

Shamkhani mengecam kegiatan keji oleh elemen kontra-revolusioner di Irak utara, merujuk pada kelompok Kurdi yang beroperasi di negara itu, menurut kantor berita negara Iran, IRNA.

Dia mengatakan perjanjian yang ditandatangani pada hari Minggu dapat sepenuhnya dan secara fundamental mengakhiri tindakan keji kelompok-kelompok ini, yang oleh pemerintah Iran dicap sebagai teroris.

(***)