Kebakaran Besar Melanda Gereja Faith Lutheran di Cambridge Setelah Kebaktian Paskah
RIAU24.COM - Kebakaran terjadi di Gereja Faith Lutheran di Cambridge, Massachusetts pada hari Minggu sore setelah kebaktian Paskah, sesuai laporan. Menurut pendeta gereja Pdt Robin Lutjohann, tempat itu kosong pada saat kebakaran terjadi.
Api besar dan asap tebal terlihat mengalir dari menara Gereja Faith Lutheran dengan petugas pemadam kebakaran di tempat kejadian dengan kobaran api enam alarm. Tidak ada cedera yang dilaporkan sejauh ini.
“Meskipun ini merupakan pukulan besar bagi kami, dan meskipun saya dipenuhi dengan kesedihan dan kekhawatiran pada saat yang sama, saya tahu bahwa Tuhan menyertai kami, dan kami akan mempercayai Tuhan untuk memimpin kami maju,” kata Lutjohann dikutip media lokal yang hadir di tempat kejadian.
Menurut Jeremy Warnick, juru bicara Departemen Kepolisian Cambridge, petugas pemadam kebakaran Cambridge tiba di lokasi kejadian di 311 Broadway tepat sebelum pukul 17:30.
Menurut Warnick, alarm kedua dikirim sebelum petugas pemadam kebakaran tiba dan dengan cepat dinaikkan menjadi alarm ketiga dan keempat.
Belakangan, api mencapai lima alarm pada pukul 18:40 dan alarm keenam dibunyikan pada pukul 19:46. Menjelang pukul delapan malam, api mulai semakin menyebar.
Lutjohann sedang berdiri dengan anggota lain dari jemaatnya di luar gereja di mana dia mengatakan kepada media, “Tentu saja ini luar biasa, dan saya merasa sedih, tetapi lebih dari segalanya saya merasa khawatir tentang apa yang diperlukan untuk memulihkan gedung agar dapat digunakan kembali,” kata Lutjohann.
“Ini adalah ruang yang dicintai oleh banyak anggota komunitas,” tambahnya.
Pastor itu mengatakan umat paroki yang tinggal di dekat gereja mulai menelepon dan mengirim SMS kepada Lutjohann saat dia berada di rumahnya di Boston.
Pendeta Timothy J. Stein, mantan pendeta gereja, meninggal pada bulan Juli. Jeanne Garrison, istrinya, hadir di gereja saat kebakaran terjadi.
“Saya sangat senang dia tidak hidup untuk melihat ini, karena ini akan menghancurkan hatinya,” katanya tentang suaminya. “Dia sangat mencintai gereja ini,” imbuhnya.
“Ada banyak cinta dan banyak uang serta waktu yang dihabiskan untuk gereja ini, dan orang-orang harus mencari tahu apa yang akan terjadi selanjutnya,” katanya. “Gereja bukanlah bangunannya, tetapi bangunannya begitu, sangat penting bagi kami,” pungkasnya.
(***)