Prediksi Ahli soal 'Disease X', Potensi Pandemi yang Lebih Fatal dari COVID-19
RIAU24.COM - Kini dunia kian pulih pasca tiga tahun dihantam pandemi COVID-19.
Namun begitu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mewanti-wanti warga dunia perihal potensi munculnya pandemi baru di waktu mendatang, imbas penyakit yang disebutnya sebagai 'Disease X'.
Para ilmuwan memperkirakan, ada 1,67 juta virus yang belum ditemukan pada mamalia dan burung, dan sekitar setengahnya berpotensi menular ke manusia.
Namun lantaran belum diketahui jenis penyakitnya, sejak 2018, WHO menyebut penyakit ini sebagai 'Disease X'.
"Tidaklah berlebihan untuk mengatakan bahwa ada potensi kejadian Penyakit X di sekitar kita," ungkap peneliti di Departemen Kesehatan Internasional di Sekolah Kesehatan Masyarakat Johns Hopkins Bloomberg di Baltimore, Pranab Chatterjee, dikutip dari National Post, Sabtu (27/5/2023).
"Serangkaian kasus flu burung H5N1 baru-baru ini di Kamboja hanyalah salah satu contohnya," ujarnya lebih lanjut.
Presiden EcoHealth Alliance, Peter Daszak, kiha menyoroti, diperlukan kreativitas dan kewaspadaan untuk melacak dan mengantisipasi wabah berikutnya.
"Alam memproduksi virus baru setiap saat. Apa yang ingin kami katakan (dengan Penyakit X) adalah, mari berpikir kreatif tentang merancang vaksin dan terapi serta obat-obatan yang tidak hanya memengaruhi agen yang diketahui tetapi juga dapat memengaruhi patogen pandemi yang muncul di masa mendatang," bebernya.
Ada kemungkinan, disease X ini bakal bersifat zoonosis, yakni disebabkan penularan dari hewan ke manusia. Pasalnya, itu juga yang terjadi pada hampir 75 persen jenis penyakit yang baru muncul seperti ebola, HIV-AIDS, rabies, dan tentunya COVID-19.
Penasihat senior untuk ekuitas kesehatan global di Morehouse School of Medicine di Atlanta, Barney Graham, menyebut data menunjukkan bahwa hampir semua penyakit menular yang menjadi perhatian global baru-baru ini, termasuk COVID-19, disebabkan oleh virus hewan yang menular ke manusia.
Oleh karena itu, prediksinya, virus zoonosis menjadi patogen yang berpotensi menjadi penyakit masa depan dan menjadi pandemi. ***