Erdogan Dianggap Khianati Putin Usai Bebaskan Komandan Azov Ukraina
“Tanpa diragukan lagi, Ukraina layak berada di NATO,” kata Erdogan setelah berbicara dengan Zelensky pada hari Jumat di Istanbul.
Keanggotaan Ukraina di NATO akan dibahas pada KTT tahunan NATO di Vilnius pekan ini. Turkiye adalah anggota NATO tetapi telah mempertahankan hubungan bisnis dan udara dengan Rusia ketika Eropa memutuskan kontak setelah invasi Kremlin ke Ukraina pada Februari tahun lalu.
Resimen Azov telah membela Mariupol di tenggara Ukraina dengan melawan militer Rusia selama beberapa bulan pertama invasi. Kremlin menuduh resimen itu sebagai tempat perlindungan fasisme dan mengangkatnya sebagai bukti bahwa Ukraina menampung Nazi.
Di bawah ketentuan kesepakatan pertukaran tahanan September lalu, 215 tentara Ukraina ditukar dengan Viktor Medvedchuk, seorang teman pribadi Putin, dan 55 tentara Rusia lainnya. Tentara biasa dari Resimen Azov dikirim kembali ke Ukraina tetapi para komandan mereka dikirim ke Turkiye di mana Erdogan berjanji untuk menahan mereka sampai akhir perang.
Sekarang, di Moskow, pakar Rusia merasa bahwa Edrogan telah mengkhianati Rusia dan semangat kesepakatan pertukaran tahanan. Sergei Markov, seorang komentator pro-perang dan mantan penasihat Kremlin, mengatakan bahwa Putin membutuhkan tanggapan yang kuat.
“Konsekuensi dari pelanggaran berat terhadap perjanjian ini dan pembebasan kaum fasis Azov harus sangat, sangat signifikan,” katanya.