Amerika Kembali Kirim Bantuan Senjata Rp3,8 T untuk Ukraina
RIAU24.COM - Amerika Serikat pada Selasa (29/8) mengumumkan paket bantuan militer baru senilai US$250 juta atau sekitar Rp3,8 triliun (US$1=Rp15.201,55) untuk Ukraina.
Bantuan tersebut mencakup peralatan membersihkan ranjau dan penghalang.
Bantuan diberikan di tengah pasukan Kyiv berjuang melakukan kemajuan besar dalam serangan balasan untuk menembus pertahanan Rusia yang begitu sulit, termasuk ladang ranjau hingga rintangan tank.
"Bantuan itu akan membantu Ukraina melawan perang agresi Rusia yang masih berlangsung di media perang, sekaligus melindungi rakyatnya," keterangan tertulis Pentagon seperti diberitakan AFP pada Selasa (29/8).
Paket bantuan senilai Rp3,8 triliun itu juga termasuk rudal pertahanan udara, peluru artileri, rudal anti-lapis baju, dan lebih dari tiga juga butir amunisi senjata kecil.
Amerika Serikat telah mempelopori dorongan dukungan internasional untuk Ukraina, seperti dengan cepat membentuk koalisi internasional untuk mendukung Kyiv setelah Rusia menginvasi pada Februari 2022.
Tak hanya itu, AS juga mengoordinasikan bantuan dari puluhan negara. Washington telah berkomintmen untuk memberikan bantuan militer senilai puluhan miliar dolar kepada Kyiv sejak Rusia dimulai.
"Saya berterima kasih kepada seluruh rakyat Amerika, Kongres, dan secara pribadi kepada Presiden Joseph Biden... atas paket pertahanan baru ini," tulis Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di X atau Twitter.
"Kebebasan membutuhkan perlindungan, dan perlindungan ini semakin kuat," tambahnya.
Sebelum mengumumkan paket bantuan militer terbaru, pemerintahan Joe Biden dikritik politikus AS Ron Paul karena terlalu sibuk mengurusi permasalahan Ukraina dan Rusia dibandingkan bencana di Hawaii.
Menurut Paul, AS telah menggelontorkan lebih dari US$120 miliar atau Rp1.837 triliun untuk "perang proksi melawan Rusia." Ditambah lagi, Biden sempat mengajukan US$24 miliar untuk membantu negara yang diinvasi Rusia itu.
Berdasarkan analisis lembaga think tank Heritage Foundation, pengeluaran itu berasal dari US$900 setiap rumah tangga AS. Paul menilai banyak warga AS yang menginginkan uang itu masuk kembali ke saku daripada ke oligarki Ukraina.
"Sulit melihat gambar kehancuran di Maui baru-baru ini. Dan, kemudian mendengar Presiden Biden memberi tahu Kongres bahwa dia membutuhkan US$24 miliar [sekitar Rp367 triliun] lagi untuk Ukraina," kata Paul, seperti dikutip RT News, Selasa (14/8).
"Terus mengucurkan uang untuk tujuan yang merugikan hanya akan menyebabkan bangkrut dalam negeri dan lebih banyak lagi orang Ukraina yang mati di luar negeri," ucap Paul.
(***)