Polisi Tangani Kasus Penganiayaan Pengamanan PTPN V Oleh Masrul Ali Cs
RIAU24.COM - Kampar - Seorang petugas keamanan yang sedang melaksanakan tugas rutin patroli di Kebun Sei Pagar, PT Perkebunan Nusantara V, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau dianiaya oleh sejumlah pelaku. Tidak hanya mengalami kekerasan fisik, korban juga trauma atas peristiwa tersebut.
Tanpa alasan yang jelas, korban bernama Rinaldi Igo Putra (26) mengatakan ia dicekik dan dipukul bagian pelipis mata serta leher oleh tiga pelaku. Tidak hanya itu, korban juga ditendang hingga tersungkur ke tanah.
Salah seorang pelaku dan menjadi terlapor dalam kasus tersebut teridentifikasi bernama Masrul Ali alias Kimat. Sementara dua terlapor lainnya Ujang Tekor dan Zulkarnain alias Tambe.
Kasus penganiayaan yang terjadi di Afdeling 3 Blok 21 K1 pada Senin malam (2/10/2023) sekitar pukul 22.30 WIB tersebut kini ditangani Kepolisian Sektor Tambang, Kampar usai korban yang didampingi pihak perusahaan menjalani proses visum dan melaporkan kejadian tersebut ke pihak berwajib.
"Laporan sudah diterima. Kami lanjutkan proses penyelidikan," kata Kanit Reskrim Polsek Tambang, Ipda Melvin Sinaga dalam keterangannya di Pekanbaru, Rabu (5/10/2023).
Ia mengatakan pihaknya telah memeriksa korban dan para saksi peristiwa tersebut. Sementara tiga terlapor masing-masing Masrul Ali alias Kimat, Ujang Teko, dan Zulkarnain alias Tambe akan segera diperiksa.
"Tiga orang terlapor akan kami minta klarifikasi terkait dugaan penganiayaan ini," lanjut dia.
Sementara itu, Rinaldi menjelaskan peristiwa yang tak pernah ia bayangkan itu berlangsung cepat. Sebelum pemukulan berlangsung, dia mengatakan sedang menjalankan tugas patroli rutin dan pada saat bersamaan mendapat perintah untuk menjemput logistik makan malam ke pos pengamanan di blok K23.
Saat melintas di batas kebun, sekelompok orang yang berada di posko di areal sepadan kebun PTPN V mengehentikan dan langsung mencekik leher korban.
"Mereka tidak ada ngomong apa-apa, tiba-tiba dihentikan dan leher saya langsung dicekik Masrul Ali. Saya bilang, jangan begitulah bang, saya anak Terantang juga bang. Sama-sama (suku) Ocu kita," katanya.
Namun, lanjutnya, mereka tetap membentak dan tiba-tiba, pukulan dilayangkan oleh pelaku lainnya ke pelipis korban. Tidak hanya itu, korban yang saat itu sedang mengendarai sepeda motor pun langsung ditendang hingga tersungkur. Beruntung, pada saat kejadian ada seorang warga yang menghentikan aksi premanisme tiga pelaku tersebut.
Korban yang sempat tersungkur itu berusaha meninggalkan lokasi dengan kembali mencoba menaiki sepeda motor. Namun, tiba-tiba, korban kembali dipukul pada bagian leher sesaat sebelum korban meninggalkan lokasi.
Usai kejadian, Rinaldi yang memilih tidak melakukan perlawanan langsung melaporkan insiden pemukulan tersebut ke atasannya.
Tanpa membuang waktu, korban yang didampingi perusahaan pun langsung dibawa untuk melakukan visum dan melaporkan insiden tersebut ke aparat kepolisian.
"Saya yakin polisi mampu menegakkan keadilan atas peristiwa yang telah saya alami ini. Tidak hanya fisik, saya juga mengalami trauma dan membuat keluarga saya khawatir atas peristiwa ini," ujar pemuda tersebut.
Selain penganiayaan yang dialami oleh Rinaldi, seorang petugas pengamanan lainnya juga terdampak usai sepeda motor miliknya diduga dirampas dan dibuang oleh anggota kelompok tersebut. Aksi yang diduga sebagai bentuk intimidasi tersebut dialami oleh Jailis, petugas keamanan Sei Pagar PTPN V.
Namun, Jailis memilih tidak membawa kasus itu ke ranah hukum karena motornya yang sempat hilang berhasil ditemukan pada keesokan harinya di semak belukar, 400 meter dari lokasi kejadian atau tepatnya di luar lahan inti perusahaan.
Masrul Ali sendiri selama ini dikenal sebagai sosok yang kerap berpolemik di Desa Gobah. Saat ini dia menyandang status sebagai tersangka di Polda Riau atas aksi pemasangan portal, spanduk, disertai pengancaman terhadap karyawan PTPN V di Kebun Sei Pagar. Perkara tersebut saat ini telah dilimpahkan ke Kejaksaan Tinggi Riau.*rls