Menu

Wanita Bandung Idap Kanker Serviks, Sempat Keputihan Parah usai Pakai Sabun Miss V

Devi 3 Nov 2023, 19:05
Wanita Bandung Idap Kanker Serviks, Sempat Keputihan Parah usai Pakai Sabun Miss V
Wanita Bandung Idap Kanker Serviks, Sempat Keputihan Parah usai Pakai Sabun Miss V

RIAU24.COM - Viral seorang wanita di Bandung, Riska (35) membagikan kisahnya melalui akun Tiktok pribadi. Dirinya didiagnosa mengidap kanker serviks pada 30 Januari 2023. Riska mengaku awalnya hanya mengalami keputihan. Namun, jumlahnya terus bertambah banyak meski tidak berbau.

Kemudian, Riska berinisiatif untuk menggunakan pembersih area kewanitaan untuk mengatasi keputihan yang dialaminya. Namun, apa yang didapat, kondisinya malah bertambah parah.

"Pertamanya sih encer-encer biasa, banyak tapi nggak bau. mulai bau itu semenjak saya suka pakai sabun pembersih," beber Riska saat dihubungi detikcom, Kamis (3/11/2023).

Keluhan berikutnya, bukan hanya keputihan, Riska juga mengalami perdarahan. Perdarahan itu terjadi hampir setiap hari, sampai akhirnya ia dilarikan ke rumah sakit karena keadaannya yang mulai memburuk.

"Saya perdarahan yang pas ketahuan kanker serviks itu kan di bulan Januari. Sekitar tanggal 23 atau 24 Januari 2023 sampai saya masuk IGD tanggal 30 Januari 2023 itu terus-terusan gitu sampai seminggu waktu itu makanya drop banget," Jelas Riska.

"Dulu kalau misal perdarahan paling sehari beberapa jam, misalnya pagi nya perdarahan sore, terus sudah nggak lagi, kayak gitu perdarahannya nggak terus-terusan. Tapi kalau yang terakhir pas saya masuk rumah sakit itu seminggu full mungkin saya perdarahan waktu itu," imbuhnya.

Tidak seperti sebagian besar wanita yang kerap mengeluhkan kram sakit perut selama menstruasi, Riska justru jarang mengalami sakit perut. Ia juga menjelaskan bahwa dari dulu siklus menstruasinya memang tidak lancar, terkadang datang selama empat hari dengan intensitas banyak dan tidak jarang berjalan selama delapan hingga sembilan hari tetapi kemudian darah yang keluar hanya sedikit.

"Jadi kalau menstruasi dari dulu pun kurang lancar siklusnya. Menstruasi saya jarang sakit perut kayak gitu jarang banget malahan, nggak kayak yang lain sampai kram sampai sakit," jelas Riska.

"Saya jarang banget ngerasain hal-hal yang kayak gitu," imbuhnya lagi.

Seiring berjalannya waktu rasa sakit yang dialaminya sudah mulai berkurang. Meski rasa sakit yang dialaminya berangsur mereda, tetapi siklus menstruasinya semakin memburuk bahkan ia belum kembali menstruasi hingga saat ini. Hal itu diduga karena efek dari pengobatan kemoterapi yang telah dijalaninya selama lima kali.

Ia terakhir menjalani kemoterapi pada 25 Juli dan hingga saat ini Riska tidak tahu jelas bagaimana keadaannya karena belum kembali melakukan MRI ataupun CT Scan.

"Pas kemarin terakhir kemo kan 25 Juli ya, berarti saya balik lagi kontrol itu tanggal 14 Agustus waktu itu. Tanggal 14 Agustus dokternya itu periksa hasilnya masih ada sel tumor, tapi tinggal satu, sebesar 0,05 kali 1 cm," katanya.

Dokter menyarankan Riska untuk menjalani operasi, tetapi karena merasa takut, sampai sekarang Riska belum bersedia untuk dioperasi.

"Dokternya bilang gini, ini tuh penyelesaiannya harus dengan operasi, tapi kan karena saya masih belum berani. Dokternya bilang ngembaliin keputusan ke saya lagi gitu. Efeknya tu banyak banget bikin nggak bisa beraktivitas dan segala macem. Jadi saya sampai sekarang belum balik lagi ke rumah sakit," ungkapnya. ***