Prabowo Ditanya soal Kasus HAM Berat, Ganjar Nilai Jawabannya Tak Tegas
RIAU24.COM -Isu hak asasi manusia (HAM) turut menjadi bahan pertanyaan dalam debat calon presiden.
Kasus HAM berat masa lalu juga ditanyakan ke capres nomor urut dua, Prabowo Subianto.
Pertanyaan masalah kasus HAM berat ini dilontarkan oleh capres nomor urut tiga, Ganjar Pranowo kepada Prabowo ketika diberi kesempatan bertanya oleh moderator.
Ganjar memiliki dua pertanyaan perihal kasus HAM.
Pertama, Ganjar bertanya tentang 12 kasus pelanggaran HAM berat seperti Peristiwa 65, penembakan misterius, Talangsari, penghilangan paksa sampai Wamena.
"Saya ingatkan tahun 2009 DPR sudah mengeluarkan 4 rekomendasi pada saat itu kepada presiden. Satu, membentuk pengadilan HAM ad hoc. Yang kedua, menemukan 13 korban penghilangan paksa. Yang ketiga memberikan kompensasi dan pemulihan, dan yang keempat meratifikasi konvensi antipenghilangan paksa sebagai upaya pencegahan," kata Ganjar dalam Debat Capres Pertama yang digelar di gedung KPU, Jakarta Pusat, Selasa (12/12/2023).
Kedua, Ganjar bertanya ke Prabowo apakah akan membereskan masalah HAM berat dan membuat pengadilan HAM ad hoc.
"Pertanyaan saya ada dua, kalau Bapak ada di situ apakah akan membuat pengadilan HAM dan membereskan rekomendasi DPR? Pertanyaan kedua, di luar sana banyak menunggu ibu-ibu, apakah Bapak bisa membantu menemukan di mana kuburnya yang hilang agar mereka bisa berziarah?" tanya Ganjar.
Prabowo pun menjawab. Prabowo mengaku sudah berkali-kali menjawab masalah HAM berat.
Bahkan, cawapres Ganjar yakni Mahfud Md sebagai Menko Polhukam juga sudah menjelaskan.
"Pak Ganjar, justru tadi Anda sebut tahun 2009 kan, jadi sekian tahun yang lalu kan, dan masalah ini ditangani oleh wakil presiden (Mahfud Md) Anda, ya jadi apalagi yang mau ditanyakan kepada saya, saya sudah menjawab berkali-kali, ada rekam digitalnya, saya sudah menjawab berkali-kali," jawab Prabowo.
Prabowo menuturkan masalah ini selalu ditanyakan setiap 5 tahun jika polling-nya naik.
"Bapak tahu data nggak? Bapak tanya ke kapolda tahun ini berapa orang hilang di DKI, ada mayat yang diketemukan beberapa hari yang lalu, dan sebagainya, come on Mas Ganjar, ya. Jadi saya tadi katakan saya merasa bahwa saya sangat keras membela hak asasi manusia," lanjutnya.
Mendengar jawaban Prabowo itu, Ganjar menilai jawaban Prabowo tidak tegas. Padahal, menurutnya Prabowo dikenal sebagai sosok yang tegas.
"Pak Prabowo ini punya ketegasan yang luar biasa, luar biasa, tapi sayang pada dua jawaban ini (menunjukan Prabowo) sama sekali tidak punya ketegasan itu," ujar Ganjar.
Ganjar lantas kembali menjelaskan pertanyaannya yang dianggap tidak dijawab oleh Prabowo.
Ganjar kemudian menegaskan bahwa dia akan membereskan masalah HAM jika menjadi Presiden 2024.
"Pertanyaan saya sebenarnya satu apakah kalau bapak jadi presiden akan membuat pengadilan HAM. Pertanyaan nomor dua apakah bapak bisa menemukan menunjukkan membantu pada keluarga (aktivis) agar kemudian bisa berziarah. Dua (pertanyaan) ini sama-sama tidak dijawab," kata Ganjar.
"Maka kalau boleh saya meminta, kalau saya jadi presiden saya akan bereskan ini agar kemudian dalam kontestasi Pilpres berikutnya ini (isu pelanggaran HAM) tidak akan muncul lagi kena presidennya tegas menuntaskan pekerjaan itu pada era-nya," terangnya.
(***)