Puluhan Ribu orang Demo di Washington, Tuntut Pemerintah Dukung Gencatan Senjata di Jalur Gaza
RIAU24.COM -Puluhan ribu manusia melakukan unjuk rasa di Washington DC, Amerika Serikat.
Aksi demo ini dilakukan untuk menuntut pemerintah mendukung gencatan senjata di Jalur Gaza, Palestina, Sabtu (13/1).
Unjuk rasa itu diselenggarakan oleh American Muslim Task Force on Palestine dan Koalisi Act Now to Stop War and Racism (ANSWER).
Mereka memulai demonstrasi dengan sambutan dari enam warga Palestina-Amerika yang keluarganya tewas di Gaza.
Alaa Hussein Ali, warga dari negara bagian Michigan, mengatakan dirinya kehilangan 100 anggota keluarga termasuk lebih dari 60 anak-anak di Gaza imbas "genosida" yang dilakukan Israel.
Alaa mengatakan saudara lelakinya tak pernah kembali sejak pergi mencari air dalam "perjalanan berbahaya" dari utara ke selatan Gaza. Dia tewas dibunuh oleh penembak jitu Israel.
"Dia ditembak beberapa kali di dadanya. Dan dia ditemukan lima hari kemudian di salah satu rumah sakit di Gaza," ujar Alaa, seperti dikutip Anadolu Agency, Minggu (14/1).
Adam, seorang apoteker Palestina-Amerika dari Gaza, juga mengaku kehilangan lebih dari 100 anggota keluarga, termasuk ayahnya, dalam agresi Israel.
"Israel membunuh seseorang yang mencintai kehidupan, mencintai perdamaian, mencintai manusia, mencintai alam. Dan yang paling penting, dia mencintai cucu-cucunya," tutur Adam.
"Kisah setiap anggota keluarga yang dibunuh adalah kesaksian genosida yang sedang berlangsung terhadap rakyat Palestina. Presiden [AS Joe] Biden dapat dengan mudah menghentikan genosida ini," lanjut dia.
Adam berujar Biden bisa dengan mudah menyetop "kegilaan" Israel mengingat dia bisa kapan pun menelepon maupun menerima telepon dari Israel.
Dalam aksi itu, massa pun berulang kali meneriakkan "Bebaskan Palestina", "Gencatan senjata sekarang" dan "Setop pendudukan". Massa ramai-ramai melakukan long march di jalan-jalan ibu kota.
Selain pidato dari warga Palestina-Amerika, ada pula sambutan dari Kepala Biro Al Jazeera di Gaza, Wael al-Dahdouh, yang sanak keluarganya tewas imbas serangan Negeri Zionis. Dia menyampaikan pidato melalui tautan video.
Al-Dahdouh menyebut 112 jurnalis dan fotografer tewas akibat serangan udara dalam tiga bulan terakhir sejak agresi diluncurkan Oktober lalu.
Jumlah itu, kata dia, belum pernah terjadi sebelumnya di perang-perang lain, termasuk dalam 20 tahun perang Vietnam.
"Tampaknya Israel tidak ingin kami melakukan tugas kami secara maksimal," kata al-Dahdouh.
"Kami menjamin bahwa kami akan terus membawa pesan ini dan memenuhi tugas ini," ucap dia menegaskan.
Beberapa tokoh lain seperti calon presiden AS Cornel West dan Jill Stein, anggota DPR Andre Carson, aktivis Alana Hadid, serta penulis Laila Haddad juga termasuk di antara orang-orang yang memberikan pidato.
(***)