Ilmuwan Harvard Ungkap Makanan yang Bisa Bikin Mati Muda, Ini Daftarnya
RIAU24.COM - Peneliti di Harvard T.H. Chan School of Public Health menyebut pola makan yang mengandung banyak makanan ultra proses dikaitkan dengan meningkatnya risiko berbagai masalah kesehatan termasuk penyakit kronis, kesehatan otak, hingga kematian dini.
Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal The Lancet, peneliti menggunakan data kesehatan lebih dari 200.000 orang dewasa yang dikumpulkan selama 30 tahun. Temuan tersebut digabungkan dengan laporan dari 19 penelitian lain untuk analisis tambahan terhadap sekitar 1,25 juta orang dewasa.
"Dengan mengamati makanan ultra-proses secara keseluruhan, kami menemukan hubungan antara konsumsi tinggi dengan risiko lebih besar terkena penyakit kardiovaskular dan jantung koroner, serta terkena stroke," kata peneliti dikutip dari laman Harvard T.H. Chan School of Public Health.
Para peneliti menentukan bahwa tidak semua makanan ultra-proses buruk. Misalnya sereal dingin, dan makanan penutup berbahan dasar yogurt/susu dikaitkan dengan risiko penyakit jantung yang lebih rendah, dan roti olahan dan sereal dingin dikaitkan dengan risiko stroke yang lebih rendah.
Daftar makanan ultra-proses berisiko mati muda
Pakar gizi telah lama memperingatkan terhadap soda manis dan daging olahan. Terlalu banyak gula tambahan yang terdapat dalam makanan ultra-proses dapat menyebabkan peradangan kronis pada jantung dan pembuluh darah serta meningkatkan risiko diabetes.
Beberapa makanan ultra-proses yang harus dihindari antara lain:
- Sereal manis tinggi gula
- Soda
- Minuman energi
- Sup kemasan
- Daging olahan tinggi garam
Para peneliti mengatakan bahwa temuan mereka menunjukkan bahwa minuman ringan dan daging olahan harus dihindari, dan kualitas gizi makanan ultra-proses harus dipertimbangkan sebelum dikonsumsi.
"Mengurangi kandungan natrium, lemak jenuh, gula tambahan, dan bahan tambahan kosmetik yang tidak penting bagi kesehatan manusia dalam roti gandum utuh, sereal dingin, dan beberapa makanan ringan gurih dapat meningkatkan nilai gizi produk-produk ini di AS," tulis para penulis studi. ***