Iran Resmikan Pangkalan Angkatan Laut Bawah Tanah Baru Di Tengah Ketegangan Dengan AS dan Israel
RIAU24.COM - Garda Revolusi Iran meresmikan pangkalan rudal angkatan laut bawah tanah di lokasi yang dirahasiakan di Teluk Persia pada hari Sabtu, dua hari sebelum Trump kembali ke Gedung Putih.
Hal ini diungkapkan pada saat ketegangan dengan Washington diperkirakan akan meningkat.
Para pemimpin Iran khawatir bahwa Trump mungkin memberi wewenang kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menyerang situs nuklir Iran sambil memperketat sanksi AS terhadap industri minyaknya melalui kebijakan tekanan maksimum.
Panglima Tertinggi Garda Revolusi Hossein Salami mengunjungi pangkalan rahasia tersebut selama latihan perang
Televisi pemerintah menunjukkan kepala Garda Revolusi Jenderal Hossein Salami mengunjungi pangkalan rahasia tersebut selama latihan perang.
Ia mengatakan pangkalan itu adalah salah satu dari beberapa pangkalan yang dibangun di bawah tanah untuk kapal yang mampu meluncurkan rudal jarak jauh dan melakukan peperangan jarak jauh.
Siaran televisi pemerintah Iran menayangkan rekaman Jenderal Hossein Salami, komandan Garda Revolusi, yang sedang memeriksa pangkalan bawah tanah rahasia selama latihan militer.
Menurut Salami, pangkalan ini adalah salah satu dari beberapa fasilitas rahasia yang dirancang untuk menampung kapal yang dilengkapi peluncur rudal jarak jauh dan melakukan peperangan jarak jauh.
"Kami meyakinkan bangsa Iran yang agung bahwa generasi muda mereka mampu keluar dengan terhormat dan menang dari pertempuran di lautan melawan musuh besar dan kecil," kata Salami.
Media merilis rekaman pangkalan
Rekaman yang dirilis oleh media yang berafiliasi dengan IRGC dan TV pemerintah menunjukkan terowongan dengan deretan panjang versi baru speedboat kelas Taregh yang dapat menghindari radar dan meluncurkan rudal jelajah.
Menurut laporan TV pemerintah, pangkalan itu dibangun pada kedalaman 500 meter di suatu tempat di Teluk Persia.
Latihan militer besar-besaran Iran, yang dimulai awal bulan ini, dijadwalkan berlangsung selama dua bulan.
Latihan tersebut telah mencakup permainan perang di mana Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) mempertahankan instalasi nuklir Natanz dari simulasi serangan rudal dan pesawat nirawak.
Latihan tersebut diadakan pada saat ketegangan dengan Amerika Serikat diperkirakan akan meningkat setelah pelantikan Donald Trump.
(***)