Gencatan Senjata Gaza: Israel Bebaskan 70 Tahanan Palestina Ke Mesir
RIAU24.COM - Israel pada hari Sabtu (25 Januari) membebaskan 70 tahanan Palestina ke Mesir dari 200 yang seharusnya dibebaskan di bawah kesepakatan gencatan senjata Gaza, Qahera TV yang dikelola pemerintah Mesir melaporkan.
Para tahanan telah tiba di sisi Mesir dari penyeberangan perbatasan Rafah dengan Jalur Gaza.
Ini terjadi setelah Hamas membebaskan empat sandera Israel, yang diidentifikasi sebagai Karina Ariev, Daniella Gilboa, Naama Levy dan Liri Albag.
200 tahanan Palestina termasuk narapidana yang sudah lama melayani dan lainnya dengan hukuman panjang.
Israel akan mendeportasi 70 tahanan ini di luar Gaza dan Tepi Barat yang diduduki.
Di antara 200 tahanan itu, Israel juga membebaskan seorang narapidana Palestina yang telah menghabiskan periode terlama dalam penahanan Israel, Mohammed al-Tous.
Tous, 69, dipenjara selama hampir empat dekade, menurut kelompok advokasi Klub Tahanan Palestina.
Dia adalah anggota Fatah, gerakan yang didirikan oleh mendiang pemimpin Palestina Yasser Arafat.
“Tous masuk dalam daftar tahanan yang akan dibebaskan dengan imbalan empat sandera Israel yang dibebaskan pada hari Sabtu oleh Hamas,” kata LSM itu kepada AFP.
Setelah pertukaran selesai, pasukan Israel akan mundur dari Koridor Netzarim Gaza, membuka jalan bagi pengungsi Palestina untuk kembali ke rumah mereka di utara kantong itu.
Israel mengatakan bahwa warga Palestina yang telah dihukum karena membunuh warga Israel harus dideportasi secara permanen jika mereka dibebaskan di bawah perjanjian gencatan senjata sandera.
Selain itu, mereka tidak akan diizinkan untuk kembali ke rumah-rumah di Tepi Barat atau Gaza.
Hamas membebaskan empat sandera Israel
Sebelumnya pada hari itu, Hamas membebaskan empat sandera Israel, yang diidentifikasi sebagai Karina Ariev, Daniella Gilboa, Naama Levy dan Liri Albag.
Para prajurit itu adalah anggota unit pengawasan yang semuanya perempuan yang ditempatkan di dekat Nahal Oz di perbatasan Gaza dan bertanggung jawab untuk memantau aktivitas di daerah tersebut ketika mereka disandera selama serangan teror Hamas pada 7 Oktober 2023.
Keempat sandera telah bertemu dengan orang tua mereka di fasilitas IDF dekat Re'im, kata Juru Bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi.
(***)