Intelijen AS Tuding Hamas Rekrut 15 Ribu Anggota Baru
RIAU24.COM -Hamas disebut telah merekrut 10 ribu hingga 15 ribu anggota baru sejak berperang dengan Israel di Jalur Gaza.
Hal itu disampaikan dua orang sumber Reuters di lembaga intelijen Amerika Serikat.
Sumber tersebut mendapat pengarahan mengenai hal itu di pekan-pekan terakhir pemerintahan Presiden AS Joe Biden.
Dia mengungkap rekrutan baru Hamas didominasi anak muda.
"Meskipun Hamas telah berhasil merekrut anggota baru, banyak di antaranya yang masih muda dan belum terlatih dan digunakan untuk tujuan keamanan sederhana," kata sumber itu seperti dilansir Reuters, Sabtu (25/1).
Ada juga dugaan Hamas telah kehilangan prajurit dengan jumlah yang sama selama perang. Akan tetapi, sumber itu menyebut Hamas tetap masih menjadi ancaman Israel dengan perekrutan yang masif.
Pihak lembaga intelijen nasional Amerika Serikat enggan berkomentar mengenai hal tersebut. Akan tetapi Menteri Luar Negeri AS di pemerintahan sebelumnya, Antony Blinken, pernah menyampaikan hal serupa.
Pada 14 Januari 2025, Blinken pernah menyebut Hamas merekrut pasukan dengan jumlah yang sama dengan pasukan mereka yang tewas. Dia berkata hal ini sebagai "Resep untuk pemberontakan dan perang abadi."
Blinken tak merinci lebih lanjut mengenai jumlah perekrutan ataupun pasukan Hamas yang tewas.
Sejak awal Israel menginvasi Palestina, Amerika Serikat tak pernah mengungkap berapa banyak pasukan Hamas yang sudah tewas.
Namun, seorang pejabat Israel mengungkap jumlah pasukan Hamas yang tewas sekitar 20 ribu orang.
"Setiap kali Israel menyelesaikan operasi militer dan mundur, milisi Hamas berkumpul kembali dan muncul kembali karena tidak ada lagi yang bisa mengisi kekosongan," ujar Blinken.
Juru Bicara Sayap Bersenjata Hamas menyebut organisasi telah merekrut ribuan pasukan baru pada Juli lalu.
Sejak gencatan senjata diberlakukan, Hamas menegaskan kekuatan mereka di Jalur Gaza.
Pemerintahan yang digulirkan Hamas bergerak cepat menebalkan keamanan dan memulihkan layanan dasar di beberapa wilayah kantong tersebut.
Sebelumnya, Israel dan Hamas menyetujui gencatan senjata, Minggu (19/1).
Gencatan senjata ini mengakhiri agresi brutal Israel yang berlangsung selama 15 bulan sejak Oktober 2023 lalu.
Gencatan dimulai dengan pembebasan tiga warga Israel yang disandera Hamas. Lalu Israel membebaskan 90 orang warga Palestina.
(***)