Selama di Pekanbaru, Prabowo Sampaikan Empat Buah Pantun, Begini Isinya dan Tanggapan Masyarakat
RIAU24.COM - Bertempat di Gelanggang Remaja, Capres Nomor Urut 02, Prabowo Subianto melakukan pidato kebangsaan dihadapan ribuan masyarakat Provinsi Riau, Rabu, 13 Maret 2019.
Ada hal yang menarik ketika dia mengawali pidatonya tersebut, yakni ketika dia membacakan dua bait pantun, yang dia bacakan sebelum pidato.
Untuk diketahui, membaca pantun adalah salah satu ciri khas dari Riau ketika akan memulai suatu kegiatan. Selama ini di Riau, siapapun yang membacakan sambutan atau pidato di Riau, tak lengkap rasanya jika tidak membacakan sebuah pantun.
Hal itulah yang dilakukan oleh Prabowo Subianto saat di Pekanbaru. "Adat Melayu ini harus berpantun. Mudah-mudahan ini (diterima)," kata Prabowo.
zxc1
Berikut ini dua buah pantun yang dibacakan Prabowo ketika dia akan memulai pidatonya.
Sudah lama masaknya condong,
Burung ke didi hinggap di dahan.
Baru kini bisa kesampaian.
Bukan kacang sembarang kacang,
Kacang dibawa dari Mangkirau.
Bukan datang sembarang datang,
Prabowo datang karena cinta masyarakat Riau.
Tak hanya saat pembukaan pidato, Prabowo pada akhir sambutannya juga kembali membacakan dua buah pantun. Berikut ini dua pantun yang disampaikannya.
zxc2
Bila ada ranting yang patah,
Jangan disimpan di dalam peti.
Bila ada kata Prabowo Subianto yang salah,
Jangan disimpan di dalam hati.
Jalan-jalan ke kota Malang,
Mampir dulu di surabaya.
Sebentar ini Prabowo akan pulang,
Jangan lupa dengan saya.