Gagal Lanjutkan Sekolah, Pria Ini Malah jadi Miliarder
RIAU24.COM - Nasib orang memang tidak ada yang bisa memastikan. Karena itu merupakan rahasia Sang Pencipta. Itulah yang sempat dialmai Robin Hutson, miliarder asal Inggris.
Jalan hidupnya berubah drastis, justru sejak ia gagal melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi yang diinginkannya. Dari titik itu, ia kemudian mendalami sektor hotel. Saat ini, Hutson merupakan pendiri dan Chief Executive Officer (CEO) Home Grown Hotels yang berbasis di Inggris.
“Saya berupaya memperbaiki semua peringkat saya dan tidak diundang masuk kuliah. Jadi, saya harus mencari sesuatu yang lain untuk dilakukan,” tutur pria 62 tahun ini, dilansir sindonews, Jumat 5 April 2019.
“Pada usia 16 tahun saya tidak tertarik melakukan banyak hal, mulai mengejar para gadis dan ibu saya bilang, terbaik, kamu selalu suka membuat berantakan di dapur,” tambahnya seperti dilansir dari BBC.
Ibunya pun menasihatinya untuk mengambil kursus bidang perhotelan dan operasional katering. Hal itu kemudian memperkuat minatnya untuk karir dalam industri hospitality.
Dia pun kemudian membangun jaringan Hotel du Vin yang populer pada tahun 1994, yang menjadikannya sebagai multi jutawan 10 tahun kemudian. Tepatnya saat dia dan mitra bisnisnya menjual perusahaan itu senilai 66 juta poundsterling.
Meski saat ini telah mengenyam kesuksesan, namun Hutson menjalani bisnis ini dari dasar sekali, yakni sebagai kerja magang. Dari sana, ia sempat berpindah-pindah hotel baik di Inggris mau pun Prancis.
Saat berusia 36 tahun, Hutson akhirnya memutuskan untuk membangun hotelnya sendiri.
“Saya berusia 36 tahun, saya telah melakukan sejumlah pekerjaan untuk orang lain, dan saya pikir, apakah ini apa yang saya ingin lakukan hingga sisa hidup saya, atau saya akan mencoba dan melakukan yang lain?” ujarnya.
Setelah melakukan survei, Hutson akhirnya menjatuhkan pilihan pada sebuah hotel butik yang berada pusat kota yang secara khusus fokus pada makanan dan wine.
Pada tahun 1994, ia bersama rekannya Gerard Basset, meluncurkan Hotel du Vin di Winchester, Hampshire.
Untuk mengumpulkan uang yang dia perlukan, Robin berupaya meyakinkan istrinya, Judy, agar sepakat bahwa mereka akan menjadikan rumahnya sebagai jaminan untuk mendapat pinjaman.
“Ini mungkin hal paling berani yang dilakukan Judy dan syukur Tuhan dia melakukannya,” ujarnya.
Robin dan Gerard juga mendapatkan dana 500.000 poundsterling dari teman-teman dan keluarganya, serta meminjam 750.000 dari bank. “Saya seperti mengedarkan topi kepada semua orang yang kami kenal yang memiliki dana yang dapat diinvestasikan,” ujar Robin.
Karena kekurangan sumber daya, dua pendiri itu terpaksa ikut menyingsingkan lengan.
“Gerard dan saya biasa menghabiskan waktu tidur di sofa untuk menyediakan layanan pada malam hari. Ini melelahkan, kami melakukan semuanya dari membuat sarapan hingga melayani tamu di restoran. Tapi kami untung pada tahun pertama,” tuturnya lagi. ***