Pertemuan Prabowo dengan UAS Bikin Panas Kubu Petahana, Pakar Hukum UIR Ini Tulis Ulasan Menohok
RIAU24.COM - Pertemuan Ustadz Abdul Somad (UAS) dengan Capres Prabowo Subianto membuat peta politik jelang Pilpres mengalami perubahan yang signifikan. Tak heran jika kubu Jokowi sangat gerah dengan pertemuan tersebut.
Kemarin, sejumlah pernyataan dari Tim Pemenangan Jokowi maupun dari Menteri Dalam Negeri, atas sikap UAS yang mendukung Prabowo, sangat jelas menunjukkan kegamangan kubu pertahanan tersebut. Ancaman terhadap UAS atas posisinya sebagai ASN pun mulai ditebarkan.
Namun, dalam pandangan pakar hukum Tata Negara dari Universitas Islam Riau (UIR), Dr Mexasai Indra, sikap UAS dalam Pilpres ini harus dilihat dari berbagai dimensi. Ia juga hakkul yakin bahwa pemerintah tidak akan gegabah mengambil sikap terhadap ulama besar seperti UAS.
Pandangan Mexasai tentang pertemuan UAS dengan Prabowo ini dia tuliskan di laman Facebooknya, Jumat (12/4/2019). Pendapatnya ini mendapat respon positif dan mulai di-share oleh beberapa netizen. Berikut tulisan pakar hukum tersebut.
"Di tengah hiruk pikuk surat suara yang tercoblos di Malaysia, kita dikejutkan dengan pertemuan UAS dengan Capres Prabowo Subianto. Meskipun tidak secara tegas UAS dengan menggunakan terminologi " Mendukung" terhadap pasangan Prabowo-Sandi namun pertemuan UAS dengan Prabowo, clear merupakan deklarasi resmi UAS mendukung pasangan Prabowo-Sandi.
Bahkan tasbih kecintaan UAS pun diserahkannya pada Prabowo diakhir pertemuan sebagai simbolisasi sikap politik UAS dalam pilpres 2019.
Pilihan politik UAS merupakan sesuatu yang ditunggu publik, karena disamping memiliki penggemar yang signifikan mempengaruhi hasil pilpres baik di alam nyata maupun di alam gaib (dalam istilah UAS utk menyebut medsos), sejumlah hasil survey menempatkan UAS sebagai ulama yang paling memiliki pengaruh.
Hasil survey ini linear dengan sikap UAS yang sampai saat ini tidak tergoda dengan "sexy"nya kekuasaaan, bahkan ketika dipinang Prabowo sebagai Cawapres, UAS tetap tidak bergeming, padahal jutaan umat mengharapkannya, pada titik inilah kepercayaaan publik tetap terjaga kepada UAS sebagai seorang pendakwah.
Upaya untuk mendapat tiket dukungan UAS pun sebetulnya juga sudah dilakukan oleh pasangan pak Jokowi-Ma'ruf, bahkan sebagaimana pemberitaan di ruang publik Romypun (sebelum ditahan KPK) diberikan tugas khusus untuk menjinakkan UAS , namun sepertinya upaya tersebut gagal, dan bertepuk sebelah tangan, bahkan dalam perkembangan berikutnya ada upaya untuk mendorong UAS setidak-tidaknya netral dalam pilpres, sikap itu setidak-tidaknyanya dapat dibaca dengan memberikan perlakuan khusus pada UAS dalam setiap safari dakwahnya, sikap ini sangat berbeda dengan perlakuan ketika UAS di larang bahkan dipersekusi dibeberapa tempat dalam menjalankan dakwahnya.
Kita semua haqqul yakin sikap UAS untuk mendukung Prabowo-Sandi bukan sebagai sesuatu yang lahir secar tiba-tiba, bahkan pilihan tersebut lahir dari perjalanan sipiritualitas yang menembus batas-batas rasionalitas, dan berkelindan dengan dimensi ilahiah. UAS tentunya menyadari segala konsekuensi yang akan diterimanya, apalagi sikap tersebut akan berhadapan dengan badai kekuasaan yang sewaktu-waktu menghempaskan perjalanan dakwah UAS, setidak-tidaknya hal tersebut dapat terbaca dari pernyataaan UAS ...apapun yang terjadi setelah ini...saya serahkan kepada allah...
Tapi kita semua berkeyakinan apa yang menjadi kegamangan UAS tersebut tidak akan terjadi, karena seperti kata TGB masih banyak orang-orang baik di sekeliling pak Jokowi. Semoga UAS berhasil meniti Badai, dan terlalu besar pengorbanan yang harus diterima, kalau kita tercerai berai tersebab Pilpres, bukankah tempo doeloe kita sudah berikrar satu bahasa, tanah air, dan tumpah darah yang satu yakni Indonesia, bahkan kitapun akan dimakan Cacing dalam bumi pertiwi Indonesia yang kita cintai ini".***
R24/bara