Pernyataan Mahfud MD Dinilai Tak Ilmiah, Pihak ini Tuntut Untuk Minta Maaf
RIAU24.COM - Pernyataan Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) tentang Prabowo-Sandi menang di daerah Islam garis keras pada Pemilu 2019 17 April lalu.
Wakil Ketua Umum Badan Pemenangan Nasional Indonesia Muda, Hilman Firmansyah mengecam dan menyayangkan pernyataan Mahfud MD tersebut. Dia menilai jika pernyataan Mahfud tidaklah ilmiah dan menyakiti perasaan rakyat Indonesia.
"Islam di Aceh tidak anti nonmuslim, bahkan rakyat Aceh dapat berteman dengan siapapun. Penganut Agama lain tidak pernah diganggu ketika melaksanakan ibadah mereka," kata Hilman Firmansyah yang dilansir dari rmol.co, Senin, 29 April 2019.
Kata Hilman, pernyataan penuh tendesius yang dilontarkan oleh Mahfud MD bukanlah cermin seorang tokoh bangsa. Dia juga menyebut jika pengetahuan Mahfud MD tentang daerah-daerah di Indonesia belum menyeluruh.
Dia menjelaskan, Mahfud MD juga dinilai telah merusak citra Aceh sebagai sebuah bangsa. Ia telah menghina Aceh sebagai entitas dan identitas. "Mahfud MD harus bisa membuktikan pernyataannya atau ia telah menyebar fitnah dan kebencian," tuturnya.
Islam di Aceh, kata Hilman, adalah masyarakat Aceh tidak mempersoalkan perbedaan mazhab, bahkan Aceh tidak begitu mempersoalkan pernyataan Ahok yang didemo berjilid-jilid.
zxc2
"Harusnya Mahfud MD mengeluarkan pernyataan menyejukkan di tengah ancaman konflik vertikal dan horizontal. Kini, atas ucapan tersebut, Mahfud MD telah mengkapling Indonesia berdasarkan Pemilih Prabowo dan Jokowi. Pernyataan Mahfud MD tidak mencerminkan beliau sebagai Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Mahfud MD harusnya mengajarkan dan menyebarkan nilai-nilai Pancasila, bukan sebaliknya," jelas Hilman.
Dia berpendapat, seorang mantan Ketua MK dan kini anggota Dewan Pengarah BPIP tidaklah pantas mengeluarkan pernyataan yang rasis. Dia juga sangat menyayangkan tuduhan bahwa Islam di Aceh dituding sebagai Islam garis keras.
"Mahfud MD sebaiknya meminta maaf kepada rakyat Aceh, Jawa Barat, maupun daerah lain yang diklaim terdapat Islam garis keras karena Jokowi kalah. Mahfud MD kelihatan nalarnya makin pendek, tidak objektif dalam melihat dan menilai realitas politik," tutup Hilman.