Menyedihkan, Pendidikan di Indonesia Masih Tercecer di Peringkat 6 Terbawah di Dunia, Pengamat Sebut Ini Penyebabnya
Selain itu, sistem pendidikan yang membelenggu juga ikut berpengaruh. Menurutnya, di era pendidikan 4.0, seharusnya guru tidak lagi menjadi 'narasumber' utama dalam sistem pembelajaran, melainkan sebagai pendamping, penyemangat dan fasilitator. Artinya, bila sistem pendidikan 4.0 ingin berhasil, maka anak-anak murid kini harus diedukasi untuk menjadi lebih aktif.
Tak hanya itu, lembaga pendidikan yang mencetak guru-guru juga perlu dibenahi. Budi mencontohkan nstitut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP).
"Kampus-kampus IKIP, yang model pengajarannya seperti itu membuat guru menjadi kurang punya ide kreativitas dan kurang eksplor dengan akademisnya. Sehingga setiap tahun ketika ada Uji Kompetensi Guru (UKG) mereka hasilnya selalu rendah," sebutnya.
Selain itu, sistem pendidikan di Indonesia masih terlalu kuno atau ia sebut 'feodalistik', juga seharusnya diubah. Sebab sistem ini kurang menghargai kebebasan berpikir.
Menurutnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim harus berani menyederhanakan kurikulum, serta mengurangi aturan-aturan dan belenggu untuk menciptakan kebebasan pendidikan.
"Saya kira Nadiem, dia lima tahun ini memulai dan tidak akan bisa distop lagi, dia sudah buka pintu gerbangnya dan harus dilaksanakan," paparnya.