Menu

Langsung Viral, Ini Sosok Ibu Pemilik Toko Sembako yang Menolak Barang Dagangannya Diborong Setelah Heboh Virus Corona di Jakarta

Siswandi 8 Mar 2020, 17:11
Susanna (tengah) pemilik toko sembako yang menolak barang dagangannya diborong setelah heboh virus Corona di Jakarta. Foto: int
Susanna (tengah) pemilik toko sembako yang menolak barang dagangannya diborong setelah heboh virus Corona di Jakarta. Foto: int

RIAU24.COM -  Sosok Susanna Indrayani, seorang seorang pemilik toko sembako di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, saat ini tengah viral di media sosial. Hal itu setelah ia menolak barang dagangannya diborong pembeli. Peristiwa itu terjadi menyusul kepanikan warga Jakarta, setelah virus Corona dinyatakan positif berada di Indonesia.

Ternyata, sikap Susanna tersebut mendapat apresiasi yang begitu luar biasa dari masyarakat. Bahkan, Kapolres Jakarta Utara Kombes Pol  Budhi Herdi Susianto sampai datang berkunjung ke toko Susana untuk menyampaikan rasa bangganay terhadap sikap Susanna tersebut.

"Perlu diapresiasi, karena Ibu Susanna justru membatasi belanja para konsumennya dengan alasan agar semua orang bisa kebagian. Sementara banyak pedagang yang berusaha cari untung sebanyak-banyaknya dan senang kalau dagangannya diborong," ujar Budhi dalam keterangan tertulisnya, Minggu, 8 Maret 2020, dilansir viva.

Lalu mengapa Susanna menempuh kebijakan yang 'tak lazim' itu? 

Kepada wartawan, Susanna mengungkapkan alasanya menolak barang dagangannya itu diborong pembeli tersebut. Dikatakan, ia tak mau mengambil keuntungan dari kondisi seperti saat itu. Baginya uang bukan segalanya dan masyarakat lain juga memiliki hak untuk mendapatkan sembako di tokonya.

"Saya tidak terpikirkan untuk ambil kesempatan dalam kesempitan ya dalam situasi begini. Saya berharap penyakit cepat itu cepat hilang," lontarnya. 

Susanna mengakui, cukup banyak pembeli yang datang ke tokonya dengan niat memborong sembako. Semuanya ditolak oleh Susanna dengan berbagai cara.

"Setiap orang datang, saya selalu bilang, pulang sembahyang, masing-masing agama ya. Ini paling penting, bukan barang-barang itu. Kalau penyakit itu hilang kita semua jadi lancar, barang-barang sembako juga aman," kata Susanna.

Semoga sikap Susanna ini jadi pelajaran yang berarti bagi pemilik toko sembako lainnya serta masyarakat umum. ***