Ketika Rumah Pemakaman di Amerika Kewalahan Menguburkan Jasad Korban Virus Corona, Banyak Jenazah yang Terbengkalai
RIAU24.COM - Direktur pemakaman Kendall Lindsay telah dipaksa untuk memakamkan sebanyak 20 keluarga. Ketika jumlah kematian akibat COVID-19 meroket di New York City, direktur pemakaman generasi ketiga di Lawrence H Woodward Funeral Home di Brooklyn tersebut mengatakan permintaan untuk layanan pemakaman telah meningkat pesat.
Pada 29 Maret 2020, rumah duka memiliki 127 layanan pemakaman yang dijadwalkan; seminggu kemudian, pada tanggal 5 April, jumlah itu meningkat menjadi 175, Lindsay mengatakan seperti dilansir Riau24.com dari Al Jazeera bila rumah pemakaman tidak menerima kasus baru karena kehabisan kapasitas penyimpanan.
"Kami memiliki kasus-kasus yang kami tidak dapat menguburkan atau mengkremasi sampai 15 April ... Peti mati berada di lobi tingkat bawah gedung kami. Saya tidak punya ruang untuk mereka," katanya.
Di seluruh New York City, rumah duka, kamar mayat dan pekerja kamar mayat berjuang untuk menanggapi lonjakan kasus yang terkait dengan COVID-19. Hingga Selasa, lebih dari 68.550 orang dinyatakan positif COVID-19 di kota itu dan lebih dari 2.700 orang telah meninggal.
Negara bagian New York mencatat lompatan satu hari terbesar pada hari Selasa dengan 731 kematian akibat virus korona baru, menjadikan angka kematian di seluruh negara bagian menjadi 5.489.
The New York Times melaporkan pekan lalu bahwa kantor kepala pemeriksa medis Kota New York telah membeli 45 kamar mayat untuk menangani 3.500 mayat tambahan, sementara lusinan unit berpendingin juga diperintahkan untuk memenuhi permintaan akan lebih banyak ruang.