Beginilah Cara Allah Mengatasi Orang-orang yang Munafik
RIAU24.COM - Munafik merupakan sifat yang dibenci oleh Allah SWT. Mereka yang ini biasanya mengaku Islam tapi ia justru mempermainkan agamanya.
Dilansir dari Okezone.com, Kamis, 9 Juli 2020, sebagaimana yang kita ketahui, sifat-sifat yang menonjol dari orang munafik biasanya suka berbohong, ingkar janji, dengki, berkhianat, malas beribadah, sering berprasangka buruk.
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 14 yang artinya: "Dan apabila mereka berjmpa dengan orang yang beriman, mereka berkata, “Kami telah beriman.” Tetapi apabila mereka apabila mereka kembali pada setan-setan (para pemimpin) mereka, mereka berkata “Sesungguhnya kami bersamamu, kami hanya berolok-olok."
Guru Besar FDIK UIN Mataram NTB juga Sekjend Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW) Prof. Dr. TGH. Fahrurrozi Dahlan menyebutkan jika ada dua cara Allah mengatasi orang munafik, sebagaimana disebutkan dalam Surah An-Nisa ayat 60-63.
Dua cara Allah mengatasi orang yang munafik sebagai berikut:
Pertama: Ihsanan (احسانا)
Allah dengan sifatnya yang maha baik al-muhsin, selalu memberikan bimbingan kebaikan kepada siapa pun dari hambanya. Apakah dia kafir, munafik, apalagi dia beriman. Kebaikan Allah itu sebagai pembelajaran kepada siapapun termasuk kepada orang munafik.
Allah memberikan contoh kepada Nabi Muhammad SAW akan bahayanya watak orang munafik dalam perjuangan agama. Maka Allah-pun masih sempat memberikan kebaikannya kepada hamba yang munafik apalagi kepada orang yang beriman tak akan lebih banyak kebaikan demi kebaikan yang diberikan kepada mereka.
Kedua: Taufiiqon ( توفيقا)
Taufiq: cara Allah untuk menuntun HambaNya agar tepat jalannya menuju kebaikan.
Taufiq: bimbingan Allah yang tak akan meleset dalam meraih kebaikan.
Taufiq: Lebih tinggi derajat taufiq ketimbang hidayah karena setiap orang yang diberikan taufiq mesti mendapatkan hidayah namun tidak semua orang yang mendapatkan hidayah itu memperoleh taufiq.
Banyak orang diberikan kesehatan tapi tak diberikan kesempatan untuk memperbanyak amal shaleh. Banyak orang memilki harta benda namun tak ada taufiq untuk mau berderma. Banyak orang pandai teori ibadah tak semua diberi taufiq untuk melaksanakannya.