Menu

Ilmuwan Besar Dunia Ini Membuktikan, Serangan Wabah Bukan Penghalang untuk Berkreasi

Siswandi 27 Jul 2020, 10:13
Isaac Newton, ilmuwan yang menorehkan karya meski tengah ada wabah melanda. Foto: Wikipedia
Isaac Newton, ilmuwan yang menorehkan karya meski tengah ada wabah melanda. Foto: Wikipedia

RIAU24.COM -  Wabah Virus Corona Covid-19 yang melanda dunia saat ini , telah membuat aktivitas rutin manusia di berbagai belahan dunia, jadi terkendala. Akibatnya, banyak sektor yang terkendala. Namun, kondisi yang terjadi saat ini tidak seharusnya membuat aktivitas dan kreativitas seseorang jadi mandek. Pasti ada jalan keluar, selama masih mau berusaha. 

Setidaknya, sosok ilmuwan besar dunia, Isaac Newton bisa dijadikan contoh. Meski telah lama wafat, pria ini begitu dihormati pada ilmuwan di dunia karena ialah yang pertama kali menemukan gravitasi bumi, serta puluhan penemuan penting lainnya dalam ilmu pengetahuan. 

Namun bukan itu yang menjadi pembahasan. Isaac Newton ternyata telah membuktikan, serangan wabah seperti yang terjadi saat ini, sebenarnya bukan alasan untuk tidak berkreasi. 

Dilansir detik yang mengutip biography, Senin 27 Juli 2020, ketika wabah 'Great Plague of London' melanda Inggris mulai tahun 1665, Isaac Newton saat itu merupakan seorang mahasiswa di Trinity College, Cambridge. Beberapa bulan setelah memperoleh gelar sarjana pada musim semi tahun itu, pemuda 23 tahun ini kembali ke tanah pertanian keluarganya di Woolsthorpe Manor.

Kampungnya itu terletak jauh dari wabah sehingga aman dari pembawa penyakit mengerikan. Hal itu membantu Newston dalam mengasah imajinasinya. Hasilnya, sejumlah prestasi di bidang pengetahuan pun ditorehkannya.

Untuk diketahui, pada akhir 1666, Newton telah secara efektif menyelesaikan masalah dalam dunia matematika dengan serangkaian makalah tentang aturan 'fluxions', sekarang dikenal sebagai kalkulus.

Pada saat itu, Newton juga mulai mengalihkan perhatiannya ke studi optik. Dia melakukan percobaan di mana dia mengebor lubang kecil di jendela kamar tidurnya, menyumpal cahaya dengan prisma, dan kemudian menempatkan prisma kedua di jalur sinar yang dibiaskan.

Panorama yang dihasilkan memungkinkan Newton untuk menghitung sudut setiap warna yang dibiaskan. Namun yang lebih penting lagi, ia mengungkapkan aliran warna tidak berubah -- bukti bahwa warna bukan modifikasi dari cahaya putih, tetapi bahwa cahaya putih terdiri dari semua komponen spektrum.

Begitu wabah tuntas pada tahun 1667, Isaac Newton pun menorehkan prestasi. Kebiasaannya belajar setelah adanya wabah besar membuat ia menjadi lebih disiplin dan membawanya menelurkan semakin banyak karya. 
Nah, bagaimana menurut Anda? ***