Amerika Jual Senjata Canggih ke Israel, Presiden Turki Erdogan Sebut Joe Biden Sedang Menulis Sejarah dengan Tangan Berdarah
RIAU24.COM - Amerika Serikat (AS) ternyata telah menyepakati paket penjualan senjata berpemandu presisi, Joint Direct Attack Munitions (JDAM) ke Israel dengan nilai kontrak US$735 juta (sekitar Rp10,5 triliun) sepekan sebelum serangan udara berlangsung ke Jalur Gaza.
Langkah ini menimbulkan sorotan tajam dari kalangan politisi di Washington maupun pemimpin di negara lain karena akan membuat Israel semakin semena-mena membantai rakyat Palestina.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, pun langsung mengritik sikap pemerintah AS itu. "Hari ini kita menyaksikan tanda tangan Biden untuk [penjualan] senjata ke Israel...Ini merupakan persetujuan untuk menjual 850.000 senjata yang sangat sangat penting, kata Erdogan dalam siaran televisi setelah rapat kabinet pada Senin waktu setempat (17/05).
"Anda sedang menulis sejarah dengan tangan berdarah," kata Erdogan dalam pernyataan yang diarahkan ke Presiden AS, Joe Biden.
"Anda membuat kami terpaksa berkata seperti ini. Karena kami tidak bisa tinggal diam soal ini," lanjut Erdogan yang mendapat dukungan dari Timur Tengah karena selalu vokal memperjuangkan Palestina selama 18 tahun kepemimpinan di Turki.
Kritik atas Biden pun dilontarkan oleh anggota DPR AS, Ilhan Omar, politisi dari Partai Demokrat yang membawa Biden menjadi presiden AS. "Akan sangat mengerikan bagi Pemerintahan Biden melanjutkan kesepakatan senjata kendali berpresisi US$735 juta ke Netanyahu tanpa syarat setelah meningkatnya kekerasan dan serangan terhadap warga sipil," ujar anggota Komisi Hubungan Luar Negeri DPR AS itu, Senin (17/05), seperti yang dikutip BBC dari Washington Post.
"Jika berjalan lancar, ini akan dilihat sebagai lampu hijau untuk eskalasi lanjutan dan akan melemahkan setiap upaya untuk menengahi gencatan senjata," lanjutnya.
Belum ada komentar dari Gedung Putih terkait kabar penjualan senjata AS ke Israel itu.
Biden sendiri di depan publik baru sebatas melontarkan dukungan gencatan senjata setelah lebih dari sepekan kekerasan antara Israel dan kelompok Palestina di Gaza.
Kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu, Biden mengatakan AS tengah bekerja sama dengan Mesir dan negara-negara lain untuk menghentikan konflik.
Namun, di sisi lain, AS kembali memblokir pernyataan Dewan Keamanan PBB yang menyerukan penghentian kekerasan.***