Bukan Tanda Kiamat, LAPAN Sebut Matahari yang Terbit di Utara Hal yang Wajar, Penyebabnya....
RIAU24.COM - Baru-baru ini, media sosial dihebohkan adanya rekaman video viral yang menunjukkan Matahari terbit di utara.
Rekaman video tersebut terjadi di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. Dalam video yang viral, tampak perekam video mengarahkan kamera ke arah Matahari yang disebutnya terbit di utara.
Lantas, apa penjelasan mengenai fenomena tersebut? "Itu adalah hal yang wajar karena pergerakan posisi Matahari akibat kemiringan sumbu rotasi Bumi," ujar Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin, dilansir dari Detik.com, Jumat, 18 Juni 2021.
Menjawab keresahan masyarakat terutama peredaran hoax jika peristiwa ini dikaitkan dengan tanda kiamat, Djamal menjelaskan peristiwa itu terjadi karena setiap bulan Juni, posisi Matahari berada di belahan utara.
"Setiap tahun pada bulan Juni posisi Matahari berada di belahan utara. Terbitnya bukan di titik timur, tetapi bergeser mendekati timur laut. Pada tengah hari Matahari akan berada di arah utara. Nanti saat terbenam bukan pada titik barat, tetapi mendekati barat laut," terangnya.
"Titik terbit tepat di timur, dan terbenam tepat di barat, terjadi pada bulan Maret dan September," kata dia lagi.
Enam bulan kemudian, tepatnya pada bulan Desember, titik terbit berada dekat titik tenggara, tengah hari Matahari di arah selatan, dan terbenam dekat titik barat daya.
Djamal kemudian menyebutkan, pergerakan posisi Matahari karena kemiringan sumbu rotasi Bumi juga mempengaruhi perubahan musim di bagian utara dan selatan.
"Saat ini belahan Bumi utara (mengalami) musim panas (Juni, Juli, dan Agustus). Sedangkan di belahan Bumi selatan musim dingin, dan di Indonesia kemarau," jelas Djamal.
Belahan Bumi selatan baru akan mengalami musim panas pada Desember, Januari, dan Februari, dan pada saat itu sebaliknya belahan Bumi utara mengalami musim dingin.
Dia menambahkan, fenomena seperti pada video yang viral itu tak hanya bisa disaksikan di daerah tertentu. "Seluruh Indonesia bisa menyaksikannya. Jadi wilayah yang dekat ekuator bisa melihat lintasannya," tutup Djamal.