Jika Gagal di Pilpres 2022, Presiden Brasil Sebut Terancam Dibunuh atau Masuk Penjara
RIAU24.COM - Presiden Brasil Jair Bolsonaro menyatakan tidak punya banyak pilihan kalau kalah di pemilihan presiden tahun 2022. Bolsonaro sebut dirinya hanya akan terancam dibunuh atau dipenjara.
Dilansir dari okezone, hal tersebut disampaikan Bolsonaro dalam sebuah pertemuan pada Sabtu (28/8/2021). "Saya memiliki tiga alternatif untuk masa depan saya: ditangkap, dibunuh, atau menang," katanya, dalam sambutannya di pertemuan para pemimpin evangelis sebagaimana dilansir Reuters. Dia kemudian menambahkan bahwa opsi pertama tidak mungkin terjadi. "Tidak ada seorang pun di Bumi yang akan mengancamku."
Bolsonaro menyatakan itu karena dia mulai mempertanyakan sistem pemilihan elektronik Brasil dan mengancam tidak akan menerima hasil pemilihan presiden tahun depan. Dia telah menyerukan adopsi tanda terima tercetak, mengatakan bahwa surat suara elektronik rentan terhadap penipuan.
Bolsonaro dikabarkan tertinggal dari mantan Presiden sayap kiri Brasil Luis Inacio Lula da Silva dalam sebagian besar jajak pendapat pada pertemuan itu kembali mengkritik mahkamah pemilihan Brasil.
"Kami memiliki presiden yang tidak menginginkan atau memprovokasi perpecahan, tetapi semuanya memiliki batas dalam hidup. Saya tidak bisa terus hidup dengan ini," sebutnya kemudian.
Ketua pengadilan pemilihan Brasil, TSE, pada Rabu (25/8/2021) menyebut tidak ada masalah dengan sistem pemungutan suara elektronik, menyebut diskusi untuk mengadopsi surat suara cetak "membuang-buang fokus."
Bolsonaro juga telah mengundang para pemimpin evangelis agar hadir pada pawai nasional 7 September yang direncanakan untuk mendukungnya. Blok pemungutan suara evangelis besar Brasil sangat penting untuk kemenangan Bolsonaro.