Bukan Adu Ayam, Inilah Tradisi Unik Orang China di Musim Panas
RIAU24.COM - Adu jangkrik adalah sejenis olahraga yang melibatkan jangkrik di Tiongkok.
Untuk memainkan permainan, dua jangkrik dicocokkan menurut ukuran, berat, dan warna. Kedua kombatan ditempatkan di arena pertempuran kecil, dengan dinding tinggi dan cukup tebal untuk mencegah desersi.
zxc1
Orang-orang yang pernah menonton film "The Last Emperor" pasti ingat salah satu adegan penutup: kaisar tua berjalan ke Kota Terlarang, mengeluarkan pot kriket yang tertutup debu dari bawah kursinya dan memberikannya kepada seorang anak laki-laki yang memperhatikannya dengan rasa ingin tahu yang besar.
Adegan itu dengan jelas melukiskan gambaran Budaya Kriket Tiongkok.
Selama dinasti Tang (618 - 907 M), selir kekaisaran menggunakan kandang emas kecil untuk menampung jangkrik dan membawa mereka ke tempat tidur untuk mendengar nyanyian mereka di malam hari.
zxc2
Di bawah dinasti Song (960 - 1279 M), pertarungan kriket berkembang sebagai olahraga populer. Kegiatan seperti itu masih berkembang selama Dinasti Qing (1616-1911), ketika keluarga Kaisar, penduduk kota atau pria desa mengumpulkan jangkrik dengan tergesa-gesa setiap musim panas.
Selama berabad-abad, Cina telah menganggap kicau jangkrik di sekitar rumah sebagai simbol keberuntungan, banjir jangkrik berarti kekayaan akan datang ke keluarga.
Sekarang, adu kriket terutama ditemukan di kota-kota besar Shanghai, Beijing, Tianjin, Guangzhou, dan Hong Kong. Ada klub dan perkumpulan pertarungan kriket yang melayani minat anggota di semua tingkat intensitas.
Dengan migrasi orang Cina ke bagian lain dunia, pertarungan kriket dapat ditemukan di New York dan Philadelphia.