RIAU24.COM -  Panglima Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) Sarwo Edhie pernah menyatakan kekecewaanya dengan Presiden RI Soekarno kala itu.

Sarwo Edhie kecewa lantaran Sukarno menganggap remeh hilangnya sejumlah jenderal saat terjadinya pembunuhan terhadap sejumlah jenderal TNI pada 1965.

Menurut Soekarno hilangnya atau gugurnya sejumlah jenderal itu hanya sebuah riak kecil dalam revolusi dalam suatu negara.

Hal ini terungkap dari buku Sarwo Edhie dan Misteri 1965 dikutip dari okezone.com.

Oleh sebab itu, Soekarno menugasi Sarwo untuk menghentikan seluruh kontak senjata.

Dengan rasa kecewa, ia mengikuti instruksi tersebut. Dengan membawa surat Soekarno, Sarwo kembali ke Halim dan memerintahkan baku tembak disudahi.

Dalam kondisi saat itu ia melihat sendiri seorang prajurit yang hendak melambaikan baret padanya tertembak. Tak jelas siapa yang memuntahkan timah panas padanya.

Tak hanya itu, ketika Sarwo melewati jalan Pondok Gede sebelum menemui Soekarno di Bogor, ia malah ditembak dengan bazoka.