Menlu AS Klaim China Berencana Kirim Bantuan Mematikan ke Rusia untuk Perang di Ukraina
RIAU24.COM - Antony Blinken selaku Menteri Luar Negeri Amerika Serikat menuduh pada hari Minggu (19/2/2023) bahwa China berada di ambang pengiriman dukungan mematikan ke Rusia untuk perang Ukraina yang sedang berlangsung.
Blinken lebih lanjut memperingatkan Beijing bahwa setiap pasokan senjata dan amunisi akan menyebabkan masalah serius.
Barat dan analis berspekulasi bahwa Rusia mungkin kehabisan senjata untuk perang Ukraina, yang dimulai tahun lalu pada 24 Februari.
Barat menyuarakan keprihatinan atas negara-negara seperti China, Iran, dan Korea Utara yang mungkin memasok senjata ke Moskow untuk mengatasi kekurangan tersebut.
Dalam sebuah wawancara di ABC, Blinken mengatakan, “China sedang mempertimbangkan untuk memberikan dukungan mematikan mulai dari dari amunisi hingga senjata (ke Rusia)."
Wawancara itu muncul setelah Blinken bertemu diplomat top China Wang Yi di Konferensi Keamanan Munich dan memperingatkannya tentang konsekuensinya jika China mempertimbangkan untuk memberikan dukungan material terhadap invasi Rusia.
Hubungan AS-China sedang melalui fase kacau setelah saga balon China yang terlihat di wilayah udara AS dan ditembak jatuh oleh jet tempur AS. Tetapi China mengklaim itu adalah pesawat sipil yang digunakan untuk tujuan penelitian.
Di tengah meningkatnya ketegangan, para diplomat top dari dua negara adidaya itu bertemu di lokasi yang dirahasiakan di sela-sela konferensi keamanan global di Munich.
Blinken mengatakan, "Salah satu hal yang saya bagikan dengannya (diplomat top China Wang Yi) adalah kekhawatiran yang berkembang di pihak kami, bahwa China sedang mempertimbangkan untuk memberikan dukungan mematikan kepada Rusia dalam agresinya terhadap Ukraina."
"Dan saya menjelaskan, seperti yang presiden Biden miliki hampir sejak hari pertama dengan Presiden Xi, bahwa itu akan memiliki konsekuensi serius dalam hubungan kita sendiri," tambahnya.
Blinken juga menyebutkan bahwa Presiden AS Joe Biden telah memperingatkan rekannya dari China, Xi Jinping, sejak Maret lalu agar tidak mengirim senjata ke Rusia.
Menurut seorang sumber administrasi yang akrab dengan masalah ini, sejak saat itu, "China telah berhati-hati untuk tidak melewati batas itu, termasuk dengan menunda penjualan sistem senjata mematikan untuk digunakan di medan perang".
(***)