Tingkat Hunian Hotel Makkah Capai 100 persen, Tertinggi Sejak Pandemi
RIAU24.COM - Sektor hotel Makkah mengalami kebangkitan yang signifikan, dengan tingkat hunian kamar di area pusat mencapai 100 persen selama 10 hari terakhir bulan suci Ramadhan.
Ini jadi level tertinggi sejak pandemi.
Bassam Khanfar, pengelola salah satu hotel di kawasan Aziziyah, mengatakan tahun ini terjadi peningkatan jumlah jemaah umrah, dengan tingkat okupansi kembali ke level sebelum pandemi.
Dilansir dari Arab News, kebangkitan tersebut terutama karena fasilitas yang ditawarkan oleh Kerajaan kepada jamaah dari luar negeri.
Investor dan pemilik hotel dengan cepat mengambil keuntungan dengan membuka fasilitas mereka.
Khanfar menambahkan bahwa mengingat distribusi geografis hotel-hotel Mekkah, jelas bahwa jaringan transportasi baru telah membantu para pelaku bisnis perhotelan di luar area pusat untuk melayani jamaah umrah secara adil.
“Salah satu alasan terpenting para peziarah memilih tempat akomodasi mereka di luar area pusat adalah harga hotel yang sangat tinggi di area pusat,” ujarnya.
Hani Najah, direktur departemen komersial di Hotel Address Makkah, mengatakan bahwa jemaah umrah terutama terkonsentrasi di area pusat sekitar Masjidil Haram.
“Proyek Bus Makkah memungkinkan jemaah untuk memilih hotel yang terletak di area lain di Makkah, dengan bus yang menghubungkan area ini ke Masjidil Haram. Ini telah membantu menghidupkan kembali area tersebut, terutama hotel-hotel di bawah bintang empat,” tambahnya.
Harga kamar hotel dengan pemandangan berkisar antara SR4.000 (1.000 dollar AS) hingga SR10.000 per malam untuk hotel bintang lima.
Harga rata-rata per kamar adalah antara SR2.500 dan SR3.000, dan antara SR800 dan SR1.100, masing-masing untuk hotel bintang lima dan bintang empat di luar area pusat.
Arwa Al-Ahmadi, yang berspesialisasi dalam sektor pariwisata dan perhotelan, mengatakan bahwa okupansi hotel tahun ini sangat tinggi, mencerminkan kekuatan sektor ini.
Tingkat hunian kamar di beberapa hotel mencapai 100 persen, persentase yang terhambat oleh kondisi global akibat wabah Covid-19 dalam beberapa tahun terakhir.
"Permintaan tinggi, seluruh sektor bangkit kembali, dan kesempatan kerja menjadi mungkin dan menguntungkan,” ujarnya.
Al-Ahmadi mengatakan bahwa kota suci berisi lebih dari 1.400 hotel.
“Wilayah Mekkah ramai sepanjang tahun dan tingkat hunian bervariasi, tetapi baru-baru ini, berkat keputusan bijak dari pemerintah kita, memungkinkan jemaah untuk datang. Dari luar negeri, tingkat hunian telah meningkat, mencapai puncaknya di beberapa hotel,” ujarnya. ***