PBB Pangkas Bantuan Tunai untuk Pengungsi Suriah
RIAU24.COM - Bantuan tunai untuk hampir 120.000 pengungsi Suriah di kamp-kamp di Yordania dikurangi. Badan Program Pangan Dunia PBB (WFP) menyebut langkah itu "tidak dapat dihindari karena dana semakin menipis".
PBB mencatat sekitar 650.000 warga Suriah berada di Yordania setelah melarikan diri dari negara asalnya sejak perang pecah di sana pada 2011. Namun, otoritas Yordania memperkirakan jumlah mereka mencapai 1,3 juta orang.
Dilansir kantor berita AFP, Rabu (19/7), WFP mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa "pengurangan lebih lanjut dalam bantuan makanan untuk pengungsi di Yordania menjadi tidak dapat dihindari karena dana semakin menipis".
Pernyataan itu menambahkan bahwa WFP "terpaksa mengurangi sepertiga dari bantuan tunai bulanan untuk keseluruhan 119.000 pengungsi Suriah di kamp Zaatari dan Azraq".
Mulai bulan depan, para pengungsi Suriah di dua kamp itu akan menerima "tunjangan tunai yang dikurangi sebesar US$21 per bulan per orang" atau turun dari US$32 saat ini.
"Pengungsi Suriah yang tinggal di kedua kamp itu memiliki sumber pendapatan terbatas dengan hanya 30 persen orang dewasa yang bekerja terutama dalam pekerjaan sementara atau musiman, sementara 57 persen penghuni kamp mengatakan bahwa bantuan tunai tersebut adalah satu-satunya sumber pendapatan mereka," kata WFP.
Perwakilan badan tersebut di Yordania, Alberto Correia Mendes, mengingatkan risiko meningkatnya pekerja anak, perkawinan anak dan akumulasi utang sebagai akibat dari pemotongan bantuan tersebut.
"Kami sangat prihatin dengan potensi penurunan ketahanan pangan keluarga, tetapi saat dana mengering, tangan kami terikat," kata Mendes seperti dikutip dalam pernyataan WFP tersebut.
WFP mengatakan "masih menghadapi kekurangan dana kritis sebesar US$41 juta hingga akhir 2023" meskipun ada pemotongan itu.
Menurut PBB, perang di Suriah telah merenggut lebih dari setengah juta nyawa dan menyebabkan jutaan orang terlantar, termasuk setidaknya 5,5 juta pengungsi yang ditampung oleh negara-negara tetangga seperti Lebanon, Yordania, Turki, Irak dan Mesir.