Awas! Orang Depresi Ternyata Berisiko Idap Diabetes Tipe 2, Begini Hasil Risetnya
RIAU24.COM - Sebuah riset terbaru menemukan, terdapat kaitan erat antara kondisi mental depresi dengan risiko diabetes tipe 2 atau melitus. Para peneliti mencatat, depresi memainkan peran aktif dalam memicu penyakit diabetes tipe 2. Seperti apa korelasinya?
Direktur penelitian dari Diabetes UK, dr Elizabeth Robertson, yang juga memprakarsai riset tersebut mengatakan depresi dapat berdampak secara langsung terhadap perkembangan penyakit diabetes tipe 2. Ia menjelaskan diabetes adalah penyakit yang kompleks dengan beragam faktor risiko, dan penelitian yang sudah-sudah menunjukkan kalau penyakit ini kerap ditemukan pada pasien yang mengidap depresi.
"Studi ini memberikan kita wawasan yang lebih baik tentang mengapa depresi harus diperhitungkan sebagai salah satu faktor risiko (diabetes) tipe 2. Pengetahuan ini bisa membantu tenaga medis untuk meningkatkan pelayanan dan dukungan kepada pasien dengan riwayat depresi serta mencegah munculnya lebih banyak kasus diabetes tipe 2," paparnya, dikutip dari The Guardian, Minggu (10/9/2023).
Untuk diketahui, studi tersebut menghimpun data dari ratusan ribu warga di Inggris dan Finlandia, termasuk di antaranya 19.000 pasien diabetes tipe 2 yang juga didiagnosa mengalami depresi, 5.000 pasien pengidap depresi, serta 153.000 pasien yang memeriksakan diri karena depresi.
Para peneliti juga menemukan tujuh gen yang berkontribusi menyebabkan depresi dan diabetes tipe 2. Diduga, gen tersebut memainkan peran dalam memengaruhi kinerja insulin, serta memicu peradangan pada otak, pankreas, dan jaringan lemak.
Begitu pula sebaliknya. Peneliti menyimpulkan tekanan hidup akibat diabetes tipe 2 dapat memunculkan perasaan depresi pada diri pasien yang semakin memperburuk kondisi penyakitnya.
"Kami sangat menganjurkan mereka yang mengalami depresi untuk memeriksakan diri dan mengetahui risiko diabetes tipe 2. Dengan demikian, mereka bisa mendapat penanganan yang tepat demi mengurangi risiko dan terhindar dari diabetes tipe 2," ucap Robertson.
Di sisi lain, Prof Inga Prokopenko dari University of Surrey yang juga bertindak sebagai pemimpin dalam penelitian tersebut berharap melalui temuan ini depresi akan dipertimbangkan sebagai salah satu faktor risiko, dan meningkatkan upaya pencegahan diabetes tipe 2.
"Temuan ini sangat penting baik bagi pasien maupun tenaga medis profesional, yang mana harus mulai menerapkan pemeriksaan tambahan guna mencegah diabetes tipe 2 pada orang-orang yang mengidap depresi," pungkasnya.