Menteri ESDM Sebut RI Kini Incar Investor Pembangkit Nuklir: Sudah Tidak Serem Lagi!
RIAU24.COM -Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan banyak negara di dunia yang saat ini mulai memanfaatkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
Hal tersebut menyusul dengan perkembangan teknologi nuklir yang saat ini dinilai tidak seseram dulu.
Arifin menilai sumber energi ini bisa memainkan peran utama dalam transisi menuju ke energi bersih.
Oleh sebab itu, saat ini pemerintah tengah melakukan penjajakan dengan para investor untuk mengembangkan PLTN di Tanah Air.
"Kita penjajakan karena nuklir ini juga bukan sesuatu yang seram-seram lagi dan banyak negara sudah memanfaatkan," kata Arifin usai persmian Pembangkitan Listrik tenaga Surya (PLTS) TErapung Cirata di Kabupaten Puwakerta, Kamis (9/11/2023).
Menurut Arifin, pihaknya masih mengkaji seberapa banyak ketersediaan bahan bakar nuklir berbasis thorium yang dimiliki RI.
Hal ini tentunya akan berkontribusi pada peningkatan bauran energi bersih di Indonesia.
"Sekarang kita harus lihat ada beberapa bahan nuklir thorium berapa banyak itu yang nanti bisa beri ontribuso untuk energi bersih di dunia," ungkapnya.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membeberkan bahwa sejumlah perusahaan asing tertarik untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Indonesia. Perusahaan tersebut di antaranya berasal dari Amerika Serikat (AS) hingga Rusia.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Yudo Dwinanda Priaadi mengatakan saat ini terdapat tiga perusahaan yang berminat untuk membangun PLTN di Tanah Air. Dua di antaranya merupakan perusahaan asal Amerika Serikat.
Selain ThorCon Power Indonesia, perusahaan AS lainnya yang melirik untuk membangun PLTN di Indonesia yakni NuScale.
"Setahu kami yang sedang jalan selain ThorCon itu NuScale, udah tandatangan dengan Indonesia Power, kerjasama studi lagi jalan NuScale yang AS itu," kata Yudo ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Selasa (24/10/2023).
Selain kedua perusahaan yang berasal dari AS tersebut, perusahaan yang selanjutnya berminat untuk membangun PLTN di Indonesia adalah Rosatom. Adapun perusahaan ini berasal dari Rusia.
"Salah satu juga yang menawarkan tiga-empat minggu lalu di Wina, IAEA General Conference, itu dari Rusia Rosatom kalau mereka sudah lama sekali, bertahun-tahun komunikasi terus," ujarnya.
(***)