RIAU24.COM -Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendukung Israel menyerang Jalur Gaza, Palestina, meski dianggap melanggar gencatan senjata.

Israel disebut memberi tahu Trump sebelum menggempur habis-habisan Gaza pada Selasa (18/3) dini hari.

Serangan tersebut merupakan yang terburuk sejak Israel dan Hamas sepakat gencatan senjata pada 19 Januari. Gempuran ini juga telah menyebabkan lebih dari 400 jiwa termasuk anak-anak tewas.

Terlepas dari itu, kenapa Trump 'merestui' Israel kembali menyerang Jalur Gaza meski ada upaya negosiasi gencatan senjata lanjutan?

Juru bicara Gedung Putih Caroline Leavitt menegaskan Trump akan bersikap tegas jika Israel dan AS terancam.

"Seperti yang sudah ditegaskan Trump, Hamas, Houthi, Iran dan semua pihak yang berupaya meneror tak hanya Israel tetapi juga AS, akan menghadapi konsekuensi, dan kekacauan besar akan terjadi," ujar Leavitt saat wawancara dengan Fox News.

Mereka, lanjut Leavitt, harusnya mengerti komitmen Trump.

"[Mereka] seharusnya memahami dengan jelas bahwa Presiden Trump tak ragu membela masyarakat yang taat hukum serta memperjuangkan kepentingan AS dan sekutu kami, Israel," ungkap dia.

Sementara itu, Israel menyatakan serangan tersebut dilakukan usai Hamas berulang kali menolak membebaskan sandera.

(***)