Dokumennya Bocor Lagi, Ternyata Begini Cara Pemerintah China Menindas Etnis Muslim Uighur
RIAU24.COM - Meski sering membantah, namun gambaran tentang perlakuan pemerintah komunis China yang menindas muslim Uighur yang menetap di Provinsi Xinjiang, kembali terungkap. Hal itu setelah sejumlah dokumen pemerintah China kembali bocor ke media.
Dalam dokumen-dokumen itu, digambarkan cara pemerintah China 'mengatur' kehidupan etnis minoritas Muslim Uighur di kamp-kamp di Provinsi Xinjiang.
Dilansir cnnindonesia, Selasa 26 November 2019, setiap kali memberi keterangan, China mengklaim kamp-kamp penampungan tersebut sebagai tempat pelatihan pendidikan vokasi demi membantu memberdayakan orang-orang Uighur.
Namun sejumlah dokumen yang diperoleh International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ), justru menunjukkan hal yang berbeda jauh.
Dokumen-dokumen tersebut menunjukkan otoritas China menerapkan protokol ketat yang mengatur kehidupan orang Uighur dan etnis minoritas lainnya di tempat penampungan tersebut layaknya kamp penahanan.
Dilansir cnnindonesia, Selasa 26 November 2019, dokumen-dokumen yang diperoleh ICIJ itu dipublikasikan sekitar 17 media seluruh dunia pada Minggu (25/11/2019).
Pengungkapan ini berlangsung tak lama setelah New York Times mengungkapkan dokumen internal China yang berisikan perlakuan "tanpa belas kasih" pemerintahan Presiden Xi Jinping terhadap etnis Uighur.
Dokumen setebal 43 halaman itu juga mengungkap pidato dan arahan Xi kepada bawahannya untuk melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap populasi etnis Uighur yang sebagian besar tinggal di Xinjiang.
Salah satu dokumen memaparkan para pejabat China diinstruksikan memantau setiap gerak-gerik para etnis Uighur yang ditahan di kamp-kamp itu. Bahkan ketik aktivitas di kamar mandi demi. Dalam dokumen tersebut juga disebutkan, hal itu sebagai upaya mencegah mereka kabur.
Tak hanya itu, para pegawai pemerintah China juga dilarang berteman dan terlibat dalam "interaksi pribadi" dengan para tahanan demi mencegah kolusi. Sedangkan para pejabat diperintahkan menjaga kerahasiaan tempat-tempat "yang sangat sensitif" tersebut. China juga melarang para staf pemerintah untuk membawa ponsel atau kamera ke kamp-kamp itu.
Sejumlah mantan tahanan di kamp-kamp tersebut menggambarkan fasilitas itu sebagai kamp indoktrinasi yang merupakan bagian dari misi China untuk memberantas budaya dan agama etnis Uighur.
"Para anggota kamp tidak boleh menghubungi dunia luar selama kegiatan berlangsung," tulis memo dalam salah satu dokumen yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. ***