RIAU24.COM -  Pada titik ini, semua orang tahu bahwa Covid-19 adalah virus yang ditakuti karena telah menyebar ke berbagai belahan dunia dan juga telah menginfeksi puluhan ribu orang. Ada beberapa contoh orang yang tidak bertanggung jawab pergi ke suatu tempat padahal ia mengetahui bahwa mereka terinfeksi. Namun, kisah ini berbeda.

Ini adalah kisah cinta seorang pria untuk keluarganya. Menurut China Press, Guo Yue, adalah mahasiswa akuntansi di sebuah universitas di Wuhan. Pada 22 Januari, dia kembali ke Cangzhou dari Wuhan. Ketika dia tahu tentang wabah itu, dia mengambil banyak tindakan pencegahan dengan mengenakan sarung tangan dan juga masker hingga tiga lapis.

Dia bahkan memanggil ayahnya untuk membawa alkohol desinfektan ke bandara sehingga dia dapat mensterilkan barang-barangnya dan dirinya sendiri ketika sampai di bandara. Sepanjang penerbangannya, ia tidak berbicara dengan siapa pun dan mengurangi semua kontak seminimal mungkin. Ketika dia sampai di rumah, dia mengkarantina dirinya sendiri.

"Karena saya kembali dari Wuhan, saya takut menyebarkan virus ke orang lain sehingga saya berencana untuk mengkarantina diri selama 14 hari."

Dua hari kemudian, teman sekelasnya di universitas ditemukan terinfeksi oleh covid-19, jadi dia pergi memeriksakan diri. Hasilnya ia positif dan dia dirawat di rumah sakit, pada 7 Februari, dia sudah sembuh dan dipulangkan dari rumah sakit. Namun, dia masih takut bahwa dia belum sepenuhnya pulih dan tidak ingin secara tidak sengaja menginfeksi orang lain, jadi dia mengkarantina dirinya di garasi keluarganya.

Dia berkomunikasi dengan keluarganya melalui ponsel dan makanannya dikirim oleh orang tuanya melalui celah kecil di pintu. Dia tinggal di sana selama 2 minggu sampai dia merasa benar-benar sehat dan tidak ada orang lain di keluarganya yang terinfeksi Covid-19.

Guo Yue mengatakan bahwa setelah lama terisolasi, ia merasa lega bahwa ia tidak menginfeksi orang lain dan tidak menyebabkan masalah bagi keluarganya dan orang-orang di sekitarnya.

 

 

R24/DEV