Pemerintah Akan Produksi Kalung Anti Corona, Anggota BPK : Itu Obat Apa Jimat?
RIAU24.COM - JAKARTA – Rencana Kementerian Pertanian melalui Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbangtan) merampungkan kalung antivirus berbahan eucalyptus atau kerap disebut juga pohon kayu putih mengundang pertanyaan publik.
Anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Achsanul Qosasi bahkan terkejut dengan rencana Kementan yang bakal memproduksi massal kalung yang disebut anti virus itu.
"Ini serius? Mohon para ilmuwan hebat berikan pendapatnya. Kok Kementan? Kenapa bukan Biofarma? Perusahaan vaksin milik negara terhebat se Asia,” tanya dia melalui kicauan di akun Twitter miliknya @AchsanulQosasi, Sabtu (4/7) seperti dilansir pojoksatu.id.
Ia meragukan khasiat kalung anti Corona tersebut. Karena itu, Achsanul menyarankan agar Kementan berkonsultasi kepada Biofarma terkait pengembangan kalung tersebut. “Ini obat apa jimat?” sindir Achsanul Qosasi.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan, kalung anti virus ini adalah campuran dari 700 jenis tanaman dimana salah satunya diklaim mampu mematikan virus corona atau Covid-19.
“Bulan depan ini sudah dicetak, diperbanyak,” kata Syahrul saat mempromosikan kalung itu ketika bertemu dengan Menteri PUPR Basuki Hadi Muljono.
Seuntai kalung yang dinilai mampu membunuh virus corona sebenarnya bukan sekali ini saja. Di berbagai platform penjualan online pun kini banyak yang menjual kalung yang diklaim dapat membunuh virus corona, namun belum teruji kebenarannya.
Ahli virologi dan imunologi Hong Kong, Dr. Ariane Davidson. Kepada Hong Kong Free Press, ia menyebut produk kalung pembunuh virus corona sebagai penipuan mutlak.
“(Kalung itu) Tidak akan melakukan apapun untuk melindungi Anda dengan menonaktifkan virus pernapasan,” ujarnya.
“Alat ini dikenakan di leher Anda--jauh dari hidung dan mulut Anda yang mana merupakan portal utama untuk infeksi COVID-19. Kalau pun Anda mendekatkan alat ini ke wajah Anda, bahan aktifnya, klorin dioksida, akan menyebabkan iritasi pernapasan dan mata yang parah serta kulit terbakar, karena sangat korosif,” lanjutnya.***