Balas Turki, Yunani Ancam Akan Merubah Rumah Atatatur Museum Genosida
RIAU24.COM - Menteri Pembangunan Pedesaan Yunani Makis Voridis merespons keputusan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memfungsikan kembali Hagia Sophia sebagai masjid. Dalam wawancara dengan MEGA menyebut keputusan Erdogan mengubah Hagia Sophia menjadi masjid sebagai hal mengerikan.
Kata dia hal itu menandakan Turki tidak tertarik menjalin hubungan baik dengan negara barat dan komunitas internasional.
"Kemarahan, kebencian, kesedihan, terutama di Yunani, dan rasa penghinaan yang mendalam. Hagia Sophia bukan hanya monumen budaya dunia, tetapi juga simbol Kristen dan Ortodoks," kata Voridis seperti dikutip dari CNNIndonesia mengutip dari Greek City Times Selasa 14 Juli 2020.
"Kami membutuhkan jawaban dari komunitas internasional dan, tentu saja, dari Yunani," ujarnya.
Menurut dia, satu jawaban yang bisa diberikan oleh Yunani atas keputusan Turki itu adalah langkah simbolis mengubah rumah Mustafa Kemal Ataturk menjadi museum genosida. "Saya pikir itu bisa dan harus dilakukan segera," katanya.
Dia mengatakan komunitas internasional harus menyadari bahwa Turki adalah ancaman bagi stabilitas internasional. Voridis menyerukan negara Barat untuk segera mengirimkan pesan tegas ke Turki.
"Kita perlu menjelaskan kepada Barat bahwa Erdogan tak terkendali dan negara-negara Barat akan menghadapinya," ujar dia.
Selain Voridis, ancaman serupa juga dilontarkan oleh Greek Solution. Partai Politik Yunani itu menyarankan untuk mengubah rumah Ataturk menjadi museum genosida.
"Tidak ada pengadilan Turki yang dapat menodai karakter Hagia Sophia," kata partai itu dalam sebuah pernyataan sehari sebelum Turki memutuskan untuk mengubah Hagia Sophia menjadi masjid.
"Sebaliknya, Yunani dapat dan harus mengubah rumah Kemal menjadi museum peringatan dan penghormatan bagi para korban genosida Pontian."sambungnya.