Gelombang Pertama Virus Corona Tanpa Akhir, Indonesia Gagal Mengendalikan Virus Corona dan Jadi Sorotan Dunia
Sebagian dari masalahnya adalah kapasitas lab masih jauh dari dimanfaatkan sepenuhnya, menurut empat petugas kesehatan. Seorang pejabat senior kementerian kesehatan, Achmad Yurianto, mengatakan kepada Reuters bahwa Indonesia mampu menguji 30.000 orang per hari, lebih dari dua kali lipat rata-rata harian 12.650 orang yang dites selama sebulan terakhir.
Lima manajer laboratorium dan konsultan yang dihubungi oleh Reuters mengatakan kegagalan untuk menggunakan kapasitas pengujian negara tersebut disebabkan oleh salah urus pemerintah yang menyebabkan kekurangan staf dan reagen, bahan kimia yang diperlukan untuk pengujian.
Adisasmito tidak menanggapi pertanyaan tentang manajemen pengujian pemerintah. Pekan lalu, menjelaskan kekurangan dalam pengujian, Yurianto mengatakan laboratorium tidak memiliki cukup waktu untuk memeriksa semua spesimen, dengan beberapa laboratorium bekerja dengan hari dan jam yang terbatas.
Pengujian PCR yang luas dan hasil cepat sangat penting untuk melacak kontak orang yang terinfeksi oleh virus corona. Menurut pedoman nasional yang dikeluarkan oleh kementerian kesehatan Indonesia pada 13 Juli, pelacakan kontak adalah "kunci utama dalam memutus rantai penularan COVID-19".
Reuters berbicara dengan 12 petugas kesehatan di seluruh Indonesia yang menggambarkan upaya pelacakan kontak negara itu ceroboh dan tidak efektif.
Rahmat Januar Nor, seorang pejabat kesehatan di kota Banjarmasin di Kalimantan, Indonesia, mengatakan informasi tentang kasus baru virus corona sering masuk ke kantornya di berbagai negara bagian, dengan nama yang tidak lengkap, nomor telepon yang tidak aktif, atau alamat lama untuk pasien dan kontak mereka, masalah. dilihat oleh petugas kesehatan di seluruh negeri.