Tragis, Bocah Berumur 5 Tahun Ini Diduga Diperkosa, Pulang ke Rumah Dengan Noda Darah di Pakaiannya
RIAU24.COM - Kasus kekerasan seksual terhadap wanita di India, tampaknya tak kunjung usai. Kendati kasus pemerkosaan cukup marak di India, namun negara Hindustan ini tak masuk 10 besar negara dengan kasus pemerkosaan tertinggi di dunia. Pemerkosaan ini adalah permasalahan dunia. Dipekirakan sekitar 35 persen di seluruh dunia pernah mengalami pelecehan seksual dalam hidupnya.
Perempuan berusia 16-19 tahun empat kali lebih mungkin menjadi korban pemerkosaan atau kekerasan seksual dan mahasiswa berusia 18-24 tahun tiga kali lebih mungkin mengalami kekerasan seksual. Orang-orang transgender dan para penyandang cacat dua kali lebih mungkin menjadi korban kekerasan seksual atau pemerkosaan. Di Amerika Serikat, 70 persen pemerkosaan dilakukan oleh seseorang yang dikenal oleh korban.
Menurut data pemerintah India yang dirilis Kamis, setiap 15 menit rata-rata seorang wanita diperkosa di India pada 2018.
zxc1
Dalam kasus kekerasan seksual brutal lainnya di Uttar Pradesh, seorang pria berusia 26 tahun diduga memperkosa seorang gadis berusia lima tahun di distrik Bareilly di Uttar Pradesh. Terdakwa telah diidentifikasi sebagai Nazim, yang memiliki toko di dekat rumah gadis itu. Gadis itu, pelanggan tetap di toko, pergi ke sana untuk membeli permen. Polisi mengatakan pria itu diduga membujuknya ke sebuah ruangan dengan tawaran memberinya cokelat dan memperkosanya.
Dilansir dari laporan The Times of India, gadis itu kemudian sampai di rumah dengan noda darah di pakaiannya. Anggota keluarga gadis itu ketakutan dan segera mereka mengetahui bahwa anak di bawah umur itu diserang secara seksual oleh penjaga toko di lingkungan itu.
Keluarga tersebut segera menelepon polisi dan mengajukan kasus terhadap Nazim, yang telah melarikan diri dari tempat kejadian. Dia segera ditangkap.
Sebuah pelanggaran berdasarkan Bagian 376 (pemerkosaan) dari KUHP India dan bagian yang relevan dari Undang-Undang Perlindungan Anak dari Pelanggaran Seksual (POCSO) telah didaftarkan terhadapnya. Gadis itu telah dikirim untuk pemeriksaan medis dan dikatakan dalam kondisi stabil.
Sebagai informasi, studi pada tahun 2016 oleh Partners for Law in Development di New Delhi menemukan pengadilan jalur cepat menghabiskan 8,5 bulan per kasus, lebih dari empat kali periode yang direkomendasikan. Statistik pemerintah mengecilkan jumlah perkosaan ketika aksi asusila masih tabu untuk dilaporkan. Di samping itu, perkosaan yang berakhir dengan pembunuhan dianggap murni pembunuhan.