Kerap Mendapat Hujatan, Meghan Markle Jadi Target Perusahaan Kebencian yang Meraup Untung Rp54 Miliar
RIAU24.COM - Sejak resmi menjadi anggota keluarga kerajaan Inggris pada 2018 lalu, Meghan Markle sepertinya sudah terbiasa dengan sorotan publik. Segala hal tentang dirinya, mulai dari asal usul, gaya fashion, cara bicara, kehamilan, hingga semua kegiatannya tak pernah luput dari pemberitaan media internasional.
Sayangnya, di sepanjang masa hidupnya menjadi istri Pangeran Harry, perempuan 40 tahun ini tidak cuma mendapat pujian dan sanjungan. Hidupnya juga dihantui dengan ujaran kebencian berupa rasisme, teori konspirasi, hingga gosip-gosip yang menyangkut soal masa lalunya. Hal ini tak cuma ia dapatkan dari tabloid, tapi juga di media sosial.
Seluruh tekanan yang ia hadapi sebagai anggota keluarga kerajaan bahkan sempat membuatnya ingin mengakhiri hidup. Ini ia akui dalam wawancara bersama Oprah Winfrey beberapa waktu lalu.
Kini Meghan Markle secara aktif ditargetkan oleh perusahaan kebencian yang meraup laba senilai £2,8 juta atau Rp54 miliar dilihat oleh jutaan orang secara online, menurut data baru.
Penelitian yang dikumpulkan oleh layanan analisis data Bot Sentinel menemukan bahwa Duchess adalah korban dari tiga saluran YouTube anti-Meghan.
Laporan yang ditemukan bersama saluran telah mengumpulkan total 497 juta tampilan dan perkiraan pendapatan £ 2,8 juta atau Rp54 miliar.
"Menurut pendapat kami, beberapa akun kebencian yang paling terkenal dan aktif secara aktif menargetkan jurnalis," kata Bot Sentinel dikutip dari Express, Sabtu (22/1).
Tak hanya jurnalis, komentator kerajaan juga menjadi salah satu orang untuk meningkatkan visibilitas mereka dan memperkuat kampanye kebencian mereka.
"Dalam beberapa kasus, mereka berhasil," kata Bot Sentinel itu.
Bahkan, pada tahun 2019 Meghan mengklaim bahwa dia mengetahui bahwa dia telah menjadi salah satu "orang yang paling di-troll" di dunia.