Ilmuwan Kembangkan Tes Darah untuk Mendeteksi Penyakit Alzheimer
RIAU24.COM - Para ilmuwan telah melakukan tes darah yang dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit Alzheimer yang saat ini harus melewati prosedur menyakitkan. Tes darah juga dapat memperlihatkan hasil diagnosis penyakit yang lebih cepat.
Deteksi dini Alzheimer seringkali menjadi tantangan. Metode saat ini untuk menentukan apakah seseorang menderita Alzheimer melibatkan pemindaian otak dan tusukan lumbal yang menyakitkan.
Pada pungsi lumbal, dilakukan analisis Cerebro-Spinal Fluid (CSF) dari spinal chord. Metode pengumpulan CSF menyakitkan dan pasien mungkin menderita sakit punggung dan sakit kepala setelah cairan diekstraksi.
Tetapi para ilmuwan dari University of Pittsburgh bersama dengan rekan-rekan mereka di seluruh dunia telah mengembangkan tes darah yang mungkin membuat pengujian CSF yang menyakitkan tidak diperlukan.
"Tes darah lebih murah, lebih aman dan lebih mudah diberikan, dan dapat meningkatkan kepercayaan klinis dalam mendiagnosis Alzheimer dan memilih peserta untuk uji klinis dan pemantauan penyakit," kata Prof Thomas Karikari dari University of Pittsburgh.
Ini adalah tes darah berbasis antibodi untuk mendeteksi protein spesifik yang disebut tau yang diturunkan dari otak. Protein ini secara khusus dikaitkan dengan penyakit Alzeimer.
Untuk studi ini, para peneliti melakukan tes yang melibatkan 600 pasien pada berbagai tahap Alzheimer. Ditemukan kadar protein yang ditemukan dengan bantuan tes darah sesuai dengan yang ditemukan setelah analisis CSF.
(***)