Turki Klaim Telah 'Menetralisir' 58 Militan Kurdi di Suriah Utara
RIAU24.COM - Turki mengatakan bahwa pasukannya telah ‘menetralisir’ 58 militan Kurdi di Suriah utara setelah serangan semalam terhadap sasaran militan di tengah gelombang baru serangan udara, sebagai pembalasan karena meluncurkan serangan bom di Ankara.
Ini juga terjadi beberapa hari setelah Turki menyebut semua target milik Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang sebagai target yang sah untuk pasukannya.
Serangan udara Turki di Suriah
Konflik di wilayah itu meningkat hampir seminggu setelah militan Kurdi mengaku bertanggung jawab atas serangan bom di dekat parlemen Turki, yang melukai dua petugas polisi dan menewaskan dua penyerang.
Turki sebelumnya mengatakan bahwa para penyerang tiba dari Suriah tetapi Pasukan Demokrat Suriah (SDF) membantahnya.
Namun, ini tidak menghentikan Ankara dari meluncurkan rentetan serangan udara dan serangan di Suriah utara dan Irak.
"Target milik teroris PKK / YPG di Euphrates Shield, Olive Branch, dan daerah operasi Peace Spring Suriah utara terkena pukulan kuat sepanjang malam," kata kementerian pertahanan Turki, pada hari Sabtu.
Kementerian itu juga mengatakan bahwa operasi-operasi ini, yang telah ‘dinetralkan’ – istilah yang biasanya digunakan Ankara untuk berarti membunuh 58 militan di wilayah tersebut, sedang dilakukan di bawah hak membela diri.
Pengumuman itu muncul setelah kementerian pertahanan Turki mengatakan telah mencapai 15 target Kurdi di Suriah utara pada Jumat malam dengan jumlah maksimum amunisi.
Khususnya, Turki memandang Unit Perlindungan Rakyat (YPG) sebagai organisasi teroris dan mengatakan bahwa itu tidak dapat dibedakan dari PKK.
"PKK dan YPG adalah organisasi teroris yang sama, mereka adalah target sah kami di mana-mana," kata pejabat kementerian pertahanan, pada Kamis (5 Oktober).
Sementara Amerika Serikat dan Uni Eropa menganggap PKK sebagai organisasi teroris, bukan YPG.
Bahkan, YPG dikatakan sebagai ujung tombak sekutu utama koalisi pimpinan AS melawan ISIS, yang telah memperburuk hubungan Washington dengan Ankara serta Paris.
Pada hari Kamis, AS juga menembak jatuh sebuah pesawat tak berawak Turki bersenjata yang beroperasi di dekat pasukannya di Suriah. Ini dikatakan sebagai pertama kalinya Washington menjatuhkan pesawat sekutu NATO-nya, Ankara.
Kedua negara dilaporkan telah mengadakan serangkaian panggilan sejak insiden di mana Turki mengatakan bahwa sementara mekanisme non-konflik dengan pihak-pihak di lapangan akan ditingkatkan, mereka akan terus memukul militan di Suriah dan Irak.
(***)