Swiss Pertimbangkan Melegalkan Narkoba untuk Rekreasi
RIAU24.COM - Ibu kota Swiss, Bern, sedang mempertimbangkan program percontohan yang akan menguji penjualan obat-obatan legal untuk penggunaan rekreasi.
Inisiatif yang belum pernah terjadi sebelumnya ini bertujuan untuk mengatasi penggunaan narkoba yang meluas di negara itu dengan menyediakan alternatif yang diatur dan lebih aman.
Proposal tersebut telah mendapat dukungan dari parlemen Bern, meskipun memerlukan perubahan dalam undang-undang federal untuk implementasi.
Para advokat dilaporkan berpendapat bahwa perang melawan narkoba tradisional telah gagal, dan pendekatan inovatif seperti legalisasi dapat menawarkan kontrol yang lebih baik atas pasar dan mempromosikan penggunaan yang lebih aman.
"Perang melawan narkoba telah gagal, dan kita harus melihat ide-ide baru," kata Eva Chen, anggota dewan Bern dari Partai Alternatif Kiri.
"Kontrol dan legalisasi bisa lebih baik daripada sekadar represi," tambahnya.
Langkah ini selaras dengan perubahan global dalam kebijakan narkoba, dengan semakin banyak negara dan negara bagian AS mengadopsi langkah-langkah seperti dekriminalisasi dan penggunaan rekreasi ganja secara legal.
Beberapa negara Eropa, termasuk Spanyol, Italia, dan Portugal, telah menjauh dari mengeluarkan hukuman penjara atas tuduhan kepemilikan narkoba.
Studi air limbah yang menganalisis keberadaan obat-obatan terlarang dilaporkan mengungkapkan bahwa kota-kota kaya Swiss, termasuk Zurich, Basel, dan Jenewa, berada di antara kota-kota Eropa teratas untuk penggunaan narkoba.
Prevalensi penggunaan narkoba di kota-kota ini, serta di Bern, telah melonjak dalam beberapa tahun terakhir karena penurunan harga yang dramatis.
Terlepas dari dukungan untuk proposal tersebut, para kritikus dilaporkan menentang legalisasi obat dengan risiko kesehatan yang diketahui.
Obat-obatan bisa sangat adiktif dan menimbulkan komplikasi kesehatan yang parah, termasuk kerusakan jantung, stroke, depresi, dan kecemasan.
Namun, para pendukung program percontohan mengatakan bahwa ada kebutuhan untuk mengakui realitas penggunaan narkoba yang meluas.
"Kita tidak dapat mengubahnya, jadi kita harus mencoba memastikan orang menggunakannya dengan cara yang paling aman dan paling tidak merusak," kata Thilo Beck dari Arud Zentrum for Addiction Medicine.
Program percontohan masih dalam tahap awal, dengan rincian penting seperti sumber dan distribusi obat yang sedang dikembangkan.
Direktorat pendidikan, urusan sosial, dan olahraga saat ini sedang mempersiapkan laporan tentang proyek percontohan potensial.
(***)