Menu

Ini Jawaban Ustaz Abdul Somad Ketika Ditanya Jemaah Apakah Nabi Muhammad Kaya atau Miskin

Muhammad Iqbal 2 May 2020, 16:17
Ustaz Abdul Somad
Ustaz Abdul Somad

RIAU24.COM Ustaz Abdul Somad (UAS) mendapat pertanyaan dari salah satu jemaah yang menanyakan tentang apakah Nabi Muhammad SAW itu sosok yang kaya atau miskin?

Sebab, selama ini sosok Nabi Muhammad SAW sering digambarkan sebagai pedagang ulung sejak remaja. Tapi, di satu kisah, Nabi Muhammad pernah menaruh batu di perut untuk mengganjal lapar.

"Saya bertanya Pak Ustaz, dalam satu kajian disebutkan kalau Nabi Muhammad miskin, sementara di kajian lainnya bilang kalau Nabi Muhammad punya kekayaan melimpah, yang mana yang betul?" tanya salah seorang jemaah dikutip dari Suara.com, Sabtu 2 Mei 2020.

Dari pertanyaan tersebut, UAS mengisahkan saat Nabi Muhammad memberi mahar mas kawin ke istrinya pertama, Khadijah dengan 20 ekor unta ditambah sederet uqiyah emas. Total nilainya Rp 1 miliar.

"Nah kira-kira kalau ada anak lajang 25 tahun menikah, maharnya Rp 1 miliar, kaya atau miskin?" kata UAS dikutip dalam saluran Youtube, Jumat 1 Mei 2020.

Di dalam riwayat yang lain, UAS membenarkan Nabi Muhammad pernah menggantung batu di perutnya. Batu bulat itu, kata UAS, diikat di perut menggunakan kain panjang.

"Karena perut itu kalau usus kena ikat itu bisa menahan lapar. Kalau tak diikat berbunyi-bunyi dia. Pernah itu? Ya sahih hadisnya. Bukankah nabi kita itu orang yang kaya, dengan memberi mahar unta kepada calon istrinya? Dia ngasih unta ke Khadijah itu kapan? umur 25," kata UAS.

UAS menceritakan, Nabi Muhammad juga pernah merasakan hidup miskin saat perjuangan Islam, dan awal masuk ke Madinah. Di saat itulah Rasulullah mengikatkan perutnya dengan baru agar menahan lapar.

"Tapi tahun kedua hijriah, waktu Perang Badar, naik lagi (ke-kaya-annya), ketika itu Nabi Muhammad dapat rampasan perang sebanyak 50 ribu keping uang emas Dinar."

"Satu kepingnya 4,25 gram atau setara Rp 2 juta, coba dikali 50 ribu keping, sama dengan Rp 100 miliar. Nah jatah nabi dikasih seperlima, yakni 20 persen. Kalau begitu nabi dapat jatah Rp 20 miliar. Nah, kalau ada orang punya duit Rp 20 miliar, kaya atau miskin?" kata UAS.

UAS juga mengakui ada sejumlah pihak yang menyebut Nabi Muhammad tidak meninggalkan apa-apa berupa harta. Tetapi, kata UAS, bukan berarti beliau miskin, melainkan Nabi Muhammad memilih hidup bersahaja.

"Bedakan antara orang yang hidup bersahaja dengan miskin melarat tak punya apa-apa. Jangan tarik kesimpulan dari satu hadist. Nabi tidak miskin, tidak pula hidup berlebih-lebihan."