Menu

Pria Asal Depok Ini Nyaris Menipu Korbannya Sebesar Rp 1 Miliar Dengan Modus Sebagai Komisaris Perusahaan Klinik Kesehatan

Rizka 19 May 2021, 12:01
Ubaidillah [Twitter/@karman_mustamin]
Ubaidillah [Twitter/@karman_mustamin]

RIAU24.COM -  Sebuah utas twit berisi informasi mengenai modus penipuan seorang pria dengan modus mengenalkan diri sebagai komisaris perusahaan yang akan membangun klinik kesehatan viral di media sosial pada Kamis (18/5).

Diketahui pria ini bernama Ubaidillah, yang berdomisili didaerah Depok.

Akun Twitter @karman_mustamin menceritakan Ubaidillah yang nyaris menipu temannya dengan uang sejumlah Rp 1 Miliar.

"Teman saya nyaris ketipu 1 Milyar. Modusenya, mengenalkan diri sebagai komisaris perusahaan yg akan membangun klinik kesehatan. Kontraktor yg minat harus nyetor 1M sebagai jaminan pelaksanaan," tulis akun Twitter @karman_mustamin dalam twitnya.

Untuk mendukung modusnya, Ubaidillah memanfaatkan kantor konsultan sipil yang berdomisili di Serang, Banten. 

Kemudian tiap kontraktor yang minat mengerjakan, wajib membuktikan keseriusan dengan menyetor 1 Miliar ke rekening orang ini yang lantas dijanjikan Sertifikat Deposito sebagai xounter.

Teman pria ini sudah sempat menyetor 1 Miliar, tetapi dalam bentuk jampel. Uang di setor ke Bank BNI yang kemudian menerbitkan surat jaminan perusahaan.

Jadi, tidak disetor ke rekening pelaku. Setelah 21 hari maksimum batas waktu yang dijanjikan, Ubaidillah tiba-tiba memberi alasan belum bisa terbitkan SPK.

Ubaidillah lalu memberi alasan bahwa proses harus diulang dan mengembalikan dokumen jampel 1 Miliar dimaksud. Selanjutnya Ubaidillah meminta calon korban bertemu Bank Mandiri untuk melaksanakan proses ulang.

Calon korban mulai curiga. Tetapi tetap melakukan kemauan Ubaidillah untuk bertemu di Bank Mandiri cabang Wisma Bisnis Indonesia. Namun dengan syarat, sebelum dana 1 Miliar ditransfer ke rekening Ubaidillah, maka ia harus lebih dulu menerbitkan SDB.

Di situlah akhirnya modus penipuan itu terbongkar. Karena ternyata Ubaidillah tidak punya dana sama sekali. Bahkan untuk membayar biaya bank untuk penerbitan SDB pun yang besarnya hanya Rp 13 juta Ubaidillah tidak punya.

Setelah diinterogasi oleh calon korban, terbongkar pula fakta bahwa proyek klinik tersebut belum pernah diajukan untuk mendapatkan kredit dari bank.

Terlihat jelas, ini merupakan proyek bodong. Bahkan PT Istana Putra Jurangmangu yang disebut sebagai pemilik proyek, tidak memiliki account di bank.

Ubaidillah ini cukup lihai. Ia menyebut dirinya selalu tampil sederhana karena bagian dari kamuflase. Ubaidillah mengaku komisaris di beberapa perusahaan tapi di belakang layar. 

Salah satu perusahaan yang ia sebut miliknya adalah Abunawas Group dan Hana Mart.

Ubaidillah memang sempat membagikan kartu nama atas nama PT Abu Nawas Abadi beralamat di ruko Acacia Depok. Ternyata setelah ditelusuri, alamat ruko yang dicantumkan kosong alias tak ada penghuni.

Pihak yang diminta menelusuri menemukan fakta, bahwa alamat rumahnya di Depok dihuni mertua sang istri. Kabarnya mertua lah yang mengontrak rumah itu, dan Ubaidillah ini hanya numpang.

Ubaidillah juga mengaku sebagai salah satu pemilik Mall Srengseng Junction di Jakarta Barat dan pemilik Abunawas Cafe.