Mengenal Sisi Gelap Kota Hong Kong yang Gemerlap Lewat Rumah Kandang
RIAU24.COM - Hong Kong merupakan salah satu negara terkaya di Asia dalam bidang perekonomian yang memiliki lebih dari 1.223 gedung pencakar langit.
Namun dengan status tersebut, siapa sangka disana masih terdapat ribuan orang yang memiliki tempat tinggal tidak layak. Ketidaklayakan tersebut disebabkan oleh tingginya harga sewa tanah dan mahalnya harga rumah di Hong Kong, dengan penduduk yang berkembang drastis dan makin tingginya kebutuhan akan tempat tinggal, hunian tidak layak menjadi pilihan akhir mereka yang kurang mampu.
Dari permasalahan tersebut, muncullah suatu fenomena di Hong Kong yang disebut “Rumah Kandang”.
Di balik gemerlap Hong Kong, salah satu kota terkaya di dunia, dengan properti mewahnya, ternyata menyimpan "sisi gelap" kehidupan masyarakat kota yang tinggal di rumah-rumah sempit. Bahkan, rumah-rumah sewa itu bisa disebut sangat mirip dengan "kandang besi"!
Jurang pemisah antara si kaya dan si miskin di Hong Kong ternyata sangat jelas, kendati selalu tertutup kemewahan kota seperti di kawasan elit Victoria Peak.
Brian Cassey, seorang fotografer Inggris mengabadikan penderitaan kehidupan masyarakat miskon kota Hong Kong di balik gemerlap dan mewahnya kota itu.
Tak ubahnya dengan Jakarta, ratusan ribu masyarakat miskin Hong Kong pun tinggal di rumah-rumah sewa yang kumal.
Bahkan, saking mahalnya harga rumah sewa, mereka rela hidup di rumah sewaan sangat sempit, yang bahkan lebih cocok disebut dengan "kandang besi" ketimbang rumah kontrakan.
Namun, siapa sangka, "kandang besi" berukuran 1,8 meter x 0,6 meter itu ternyata tetap banyak peminatnya?
Leung Cho-yin (67), seorang mantan tukang daging, mengaku harus membayar HKD 1.300 atau setara Rp 1,6 juta per bulan untuk menikmati "apartemen kandang besi" berukuran 1,4 meter persegi.
Namun, Cho-yin tak sendiri, karena banyak temannya yang juga senasib.
"Saya dan teman-teman di sini tidak punya pilihan lain kecuali menyewa tempat ini,” ujarnya.
"Tak ada yang bisa Anda lakukan kalau sudah begini. Saya tetap harus tinggal di sini, saya harus survive," tambah Cho-yin.
Tahun lalu, Dinas Sosial Hong Kong mencatat, sedikitnya 1,19 juta warga Hong Kong hidup dalam garis kemiskinan. Mirisnya, jumlah tersebut terus naik naik dari 1,15 juta pada tahun sebelumnya. Bahkan, data itu juga memaparkan, sepertiga populasi Hong Kong hidup di rumah-rumah susun sewa dengan subsidi dari pemerintah.
Adapun 210.000 sisanya masih harus bersabar menanti dalam daftar tunggu penerima rumah subsidi tersebut.